JAKARTA - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama Hilman Latief meminta kualitas haji ramah lansia tahun ini dapat ditingkatkan. Terutama pada aspek program dan mitigasi risikonya.
Jemaah haji Indonesia yang berusia 65 tahun ke atas pada penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M mencapai 61.000 orang atau sekitar 30% dari 229.000 total kuota jemaah haji Indonesia saat itu. Ada sembilan ikhtiar yang dilakukan Kemenag serta pelibatan banyak kalangan untuk mewujudkan Haji Ramah Lansia di 2023.
“Pada aspek layanan Haji Ramah Lansia sudah cukup baik. Ini berkaca dari penyelenggaraan haji 2023. Tapi mohon diperkuat programnya,” terang Hilman Latief saat membuka Rapat Koordinasi Penyusunan Program Haji Ramah Lansia dan Mitigasi Risiko Penyelenggaraan Ibadah Haji 1445 H di Bekasi, Rabu (21/2/2024).
Pada 2023, Kemenag menggandeng ahli geriatri, menyusun buku pedoman Manasik Haji Ramah Lansia, sarana transportasi ramah lansia, ruang tunggu khusus dan menyusun skema penempatan jamaah lansia di hotel; mengurangi kegiatan seremonial di embarkasi, menggelar bimbingan teknis bagi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dengan penekanan pada semangat Haji Ramah Lansia.
Kemenag juga mengedukasi jamaah lansia agar tidak memaksakan diri dan memberikan pemahaman tentang berbagai alternatif kemudahan dalam ibadah haji, melibatkan jamaah haji lainnya meningkatkan kepedulian terhadap jamaah lansia; dan menjalin sinergi lintas pihak dalam penyediaan kursi roda.
“Kami perlu mematangkan program Haji Ramah Lansia mulai dari sebelum jamaah berangkat, saat mereka di Arab Saudi, serta saat kepulangan atau setelah berhaji,” sambungnya.
Dikatakan Hilman, Haji Ramah Lansia menjadi perhatian dari Pemerintah seiring proyeksi masa depan jemaah haji yang lansianya akan terus bertambah. Pihaknya juga merasaa senang karena baru setahun diterapkan sudah mendapat respons dengan baik.
"Ini menjadi catatan dari Menag untuk bisa terus dikembangkan. Ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk memperbaiki seluruh proses bisnis Haji Ramah Lansia, mulai dari filosofi, konsep dasar, program, dan layanan,” sebut Hilman.
Selain penguatan program, Hilman juga menyinggung mitigasi risiko dan skenario kedaruratan penyelenggaraan haji 1445 H/2024 M. Menurutnya, skenario kedaruratan perlu disiapkan sejak awal, termasuk upaya mengefektifkan komunikasi dalam memitigasi semua potensi persoalan.
“Kita perlu membangun akses dan relasi yang baik dangan tim Saudi, termasuk keamanan. Jika memungkinkan menghadirkan tim Kementerian Haji dalam peletihan petugas haji agar mereka bisa menjelaskan situasi dan kebijakan di Saudi,” sebut Hilman.
Kuota haji Indonesia tahun ini berjumlah 221.000. Selain itu, Indonesia juga mendapat tambahan kuota sebesar 20.000 orang sehingga totalnya 241.000 jemaah. Jumlah ini terdiri atas 213.320 jemaah haj reguler dan 27.680 jemaah haji khusus. Jemaah haji reguler tahun ini yang masuk kategori lansia dengan usia 65 tahun ke atas jumlahnya sekitar 45.000.
Berbeda dengan 2023, tahun ini diterapkan kebijakan istithaah kebijakan sebagai syarat pelunasan. Sehingga, jemaah yang akan melunasi biaya haji, harus memenuhi syarat istithaah Kesehatan terlebih dahulu.
(Maruf El Rumi)