INILAH kisah haru pasangan suami istri Muslim asal Leicester, Inggris, yakni Mohamed dan Rahma Omar, gagal mewujudkan impian pergi haji. Keadaan ini terjadi setelah mereka mengalami musibah.
Dilansir laman BBC, kejadian ini bermula ketika mereka memesan tiket pesawat untuk perjalanan pada bulan Juni 2024 melalui situs Nusuk Hajj milik Pemerintah Arab Saudi. Namun karena satu dan lain hal, mereka gagal berangkat haji ke Tanah Suci.
Tapi sayangnya sejak kejadian itu Mohamed dan Rahma Omar tidak memperoleh pengembalian dana yang besarnya mencapai 20.000 poundsterling. BBC telah melakukan beberapa upaya menghubungi situs tersebut untuk mendapat penjelasan.
Email dari situs tersebut, yang dilihat oleh BBC, menyatakan bahwa keluhan pasangan suami istri ini telah diselesaikan.
Sayangnya, Mohamed dan Rahma Omar mengatakan belum mendapat pengembalian uang atau tiket penerbangan yang memungkinkan mereka melakukan perjalanan haji pada tahun depan.
Sekira 25.000 orang di Inggris berangkat menunaikan ibadah haji sebelum tahun 2022, ketika Pemerintah Arab Saudi mengubah peraturan untuk hanya mengizinkan sekira 3.600 orang yang harus memesan paket langsung ke perusahaan perjalanan Arab Saudi.
"Merupakan ketidakadilan jika tidak mengembalikan uang kami. Kami tetap ingin pergi pada musim panas ini karena ini adalah Rukun Islam yang penting," kata Mohamed.
"Saya dan istri saya stress, dan kami tidak tahu harus berbuat apa. Mereka mengatakan kepada kami bahwa mereka meneruskan (keluhan kami) ke otoritas yang lebih tinggi, tapi sekarang sudah enam bulan," imbuhnya.
Situs web Nusuk didirikan oleh Pemerintah Arab Saudi bagi para jamaah haji untuk mendapatkan akomodasi, makanan, tur berpemandu, serta mengatur perjalanan dan visa.
Kedutaan Besar Arab Saudi di Inggris juga belum menanggapi permintaan komentar BBC.
Putra dari pasangan suami istri Muslim Leicester tersebut yakni Nagib Omar telah berusaha membantu keduanya orangtuanya menyelesaikan situasi tersebut.
"Sungguh mengerikan. Impian orangtua saya pupus. Kami terus-menerus menghubungi (situs web) tiga atau empat kali sehari. Mereka mengirim email untuk mengatakan 'terselesaikan' tetapi ternyata tidak. Dan mereka hanya ingin kita menutup telepon," pungkasnya.
(Hantoro)