Dirinya merasa tidak bisa merasakan kehadiran Tuhan melalui kepercayaannya dulu, meskipun berasal dari keluarga yang cukup religius. Sementara Fatimah juga merasakan kedamaian saat mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Alquran.
Dia mulai serius untuk mempertimbangkan rencana pindah agama. Namun, Fatimah memilih menunggu sampai kondisi mentalnya lebih stabil agar benar-benar yakin.
Kemudian pada Februari 2022, dirinya mengucap dua kalimat syahadat sebagai syarat telah memeluk Islam.
"Kesehatan mentalku seperti terjalin dengan perjalananku dengan Islam," ungkap Fatimah.
Setelah mengenal Islam, ia pun berhenti minum minuman keras dan mulai sholat lima kali sehari. Baru-baru ini pula Fatimah mulai mengenakan hijab dan niqab yang digunakan sebagai penutup wajah.
Meski begitu, tidak mudah menjadi Muslim dengan penampilan sangat tertutup di negara yang agama Islam sebagai minoritas.
Tidak jarang Fatimah mendapat kekerasan verbal karena pakaiannya yang sangat asing saat berada di tempat umum.
Namun hal tersebut tidak menggoyahkan imannya, karena Islam telah menjadi penyelamatnya dari kehidupan gelapnya dahulu.
Fatimah juga menggunakan media sosial TikTok dan Instagram untuk mendokumentasikan kehidupan barunya sebagai Muslim.
"Aku senang mengedukasi orang. Aku senang menyebarkan Islam," katanya. Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)