Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Perjuangan Nenek Sajeriah, Jamaah Haji Tunanetra Menunggu 14 untuk ke Tanah Suci

Fahmi Firdaus , Jurnalis-Kamis, 16 Mei 2024 |10:26 WIB
Kisah Perjuangan Nenek Sajeriah, Jamaah Haji Tunanetra Menunggu 14 untuk ke Tanah Suci
Nenek Sajeriah Jamaah Haji Tunanetra/MCH 2024
A
A
A

MADINAH- Senyum terpancar di wajah Nenek Sajeriah (65) saat menginjakan kakinya di Tanah Suci untuk menjalankan ibadah haji.

Perempuan asal Pare-pare, Sulawesi Selatan itu bisa menunaikan rukun islam kelima setelah 14 tahun menanti. Nenek Sajeriah berangkat haji didampingi oleh keponakannya Hasmia (53).

Penyandang disabilitas netra itu tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 3 UPG dan tiba di Madinah, Selasa, 15 Mei 2024.

Semangat nenek Sajeriah tak surut meski dirinya mempunyai keterbatasan. Bahkan dia menyiapkan sendiri perlengkapan hajinya, mulai dari mencuci, melipatnya, sampai memasukannya dalam koper.

“Saya tidak takut, kalaupun saya meninggal tidak apa-apa,” ujarnya kepada Media Center Haji (MCH) 2024, dikutip, Kamis (16/5/2024).

Sajeriah yang mengalami kebutaan sejak usia 7 tahun ini mengaku diberangkatkan adiknya. Sajeriah sudah berumrah 7 tahun lalu dan kini ia berhaji.

Sebelumnya dia sempat merasa khawatir akan merepotkan banyak orang di Tanah Suci. Namun dia akhirnya mantap berangkat. Sajeriah hanya menggantungkan hidupnya pada Allah Ta’ala.

“Ada Allah Ta’ala yang membantu. Apalagi mereka yang bisa melihat. Ayo naik haji,” ujar Sajeriah mengakhiri pembicaraan.

Sementara itu, Hasmia mengaku sangat dekat dengan bibinya. Dikatakannya, Sajerah biasa mengurus keponakan-keponakannya, memasak nasi, mencuci, dan mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga. “Dia (Sajerah) bisa masak, mencuci, dan segalanya dia lakukan sendiri,” ujar Hasmia.

Ketua Kloter 3 UPG M Hasyim Usman, memuji semangat Sajeriah yang berangkat haji meski memiliki keterbatasan. Hasyim langsung memberikan semangat begitu Sajeriah dinyatakan berangkat.

“Awalnya pendampingan dia tidak masuk. Awalnya yang diusulkan untuk mendampingi adalah keponakannya yang serumah tetapi tidak bisa,” ujarnya.

Hasyim melanjutkan, Sajeriah adalah saat wanita itu harus berulang kali kembali ke kantor Kementerian Agama mengurus berbagai persyaratan administrasi yang diperlukan.

“Dia (Sajeriah) datang langsung ke kantor walau sebenarnya bisa saja diwakilkan yang lain,” tutup Hasyim.

(Fahmi Firdaus )

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement