Dirinya mengaku senang melihat jamaah Indonesia di Masjid Nabawi tidak hanya duduk-duduk. Selain mengaji, banyak jamaah haji yang ikut kajian.
"Ngaji Alquran mungkin penat atau belum bisa, jadi supaya tidak duduk-duduk begitu saja, mereka ikut kajian," tutur Ustadz Ariful Bahri.
Selain dari warga negara Indonesia, kajiannya juga dihadiri jamaah dari negara lain, seperti Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam, dan sebagainya.
Kepada jamaah Indonesia, khususnya yang mengikuti kajiannya, Ustadz Ariful Bahri meminta manfaatkan waktu di Tanah Suci Madinah untuk beribadah dan belajar agama Islam.
"Ada banyak manfaatnya bagi siapa pun agar kita tambah cinta sama Nabi," katanya lagi.
Ustadz Ariful Bahri mengaku bersyukur bisa mengajar di Masjid Nabawi. Selain berbagi ilmu, setiap hari dirinya bisa sholat di Masjid Nabawi. Lebih-lebih dapat mengisi kajian di masjid kebanggaan umat Islam tersebut.
"Bersyukur ya, bisa sholat di sini, bisa mengajar ngaji di sini, setiap hari," ujar Ustadz Ariful Bahri.
Ia mengatakan mengajar di Masjid Nabawi merupakan kegiatan rutin. Bahkan saat sakit pun, dirinya kadang tetap mengisi kajian, tidak pernah libur, termasuk saat Lebaran.
"Kadang tubuh menggigil, demam, saya minta ke abang saya cepat bawa ke Masjid Nabawi. Setelah mengajar, sembuh lagi," ucap Ustadz Ariful Bahri dengan air mata mengembang.
Dia menyakini jamaah asal Indonesia senang ada orang Indonesia yang mengisi pengajian di Masjid Nabawi. "Insya Allah orang Indonesia juga bangga. Ternyata ada ya orang Indonesia yang mengajar di sini," ucapnya lagi.
Ustadz Ariful Bahri yang tempat tinggalnya berjarak sekira 7 kilometer dari Masjid Nabawi mengaku akan terus membagikan ilmu kepada siapa pun, termasuk jamaah haji.
"Setiap hari mengisi kajian. Pokoknya kalau ana (saya) tidak sakit atau tidak ke Makkah, pasti mengajar," tukasnya.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)