MAKKAH – Ribuan jamaah Indonesia dari berbagai kelompok terbang (kloter) menyambangi Gua Hira di Jabal Nur, Makkah, usai puncak ibadah haji.
Gua Hira merupakan tempat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, menerima wahyu pertama dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala melalui Malaikat Jibril. Wahyu pertama yang diterima Rasulullah adalah Surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5.
Gua Hira berada di atas puncak Jabal Nur atau biasa disebut sebagai Gunung Bercahaya. Jabal Nur menjadi salah satu tempat yang paling istimewa dan sering dikunjungi oleh jamaah haji maupun jamaah umrah di kota Makkah.
Okezone yang tergabung dalam Media Center Haji (MCH) 2024, mendaki bukit setinggi 642 meter, tersebut.
Perjalanan mendaki Jabal Nur ditempuh waktu sekitar 1 hingga 2 jam tergantung pada kepadatan jamaah yang juga ikut mendaki bukit tersebut.
Sepanjang perjalanan, kita juga melewati 1.420 anak tangga dengan pembatas dari besi sebagai pegangan. Namun, di beberapa jalur tidak terdapat anak tangga, jamaah pun terpaksa berjalan kaki dengan menelusuri rute bebatuan dengan sudut kemiringan antara 60-70 derajat tersebut.
Bagi jamaah yang mendaki Jabal Nur disarankan untuk membawa persediaan air yang cukup. Namun jangan khawatir jika Anda lupa membawa air, di sepanjang rute pendakian juga terdapat penjual air minum.
Ada juga beberapa check point untuk beristirahat bisa sambil meneduh jika cuaca panas. Untuk mendaki Jabal Nur disarankan pada pagi hari agar cuaca tidak terlalu panas. Kami pun berangkat mendaki pada pukul 00.03 WAS dan sholat subuh berjamaah di atas sekira pukul 04.15 WAS.
Setibanya di atas, sejauh mata memandang terlihat jelas kota Makkah dari ketinggian. Tentu saja Zamzam Tower menjadi pembeda ketika sudah sampai di puncak yang menjadi landmark kota Makkah, Zamzam Tower bangunan yang tinggi sendiri dibandingkan yang lainnya.
Namun tidak hanya sampai disitu, jamaah juga dapat masuk ke dalam Gua Hira yang terletak di bawah puncak Jabal Nur, untuk sampai disana, jamaah harus bersabar karena jalur yang ditempuh sangat padat dan sempit.
Perjuangan Kakek Suaib Keliting Mendaki Jabal Nur
Di usia senjanya, Suaib Keliting terlihat Semangat mendaki Jabal Nur. Kakek 87 tahun asal Maluku tersebut ingin merasakan napak tilas jejak Rasulullah saat resah menyaksikan perbuatan kaum Quraisy dan memohon petunjuk kepada Allah Ta’ala.
Suaib yang sehari-harinya bekerja sebagai petani ini mendaki anak tangga setapak demi setapak. Tidak sedikit pun dia mengeluh lelah sepanjang perjalanan. Perjuangan berat Kakek Suaib terbayar setelah dia tiba di puncak dan melihat pemandangan indah Kota Makkah yang bercahaya oleh cahaya lampu.