Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ini Hukum Bacaan Taawudz dan Basmallah Sebelum Tadarus Alquran

Hantoro , Jurnalis-Minggu, 08 September 2024 |22:46 WIB
Ini Hukum Bacaan Taawudz dan Basmallah Sebelum Tadarus Alquran
Ilustrasi hukum bacaan taawudz dan basmallah sebelum tadarus Alquran. (Foto: Freepik)
A
A
A

INI hukum bacaan taawudz dan basmallah sebelum tadarus Alquran. Secara bahasa, isti'adzah atau taawudz berarti doa untuk memohon perlindungan dan penjagaan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Secara istilah, taawudz atau isti'adzah adalah kalimat yang dimaksudkan untuk memohon perlindungan dan penjagaan kepada Tuhan Yang Maha Pelindung dari bisikan dan godaan setan. 

Taawudz bagaikan tabir untuk menghalangi datangnya keburukan yang tidak tampak, keburukan yang bersifat batiniah. Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam secara tegas mengajarkan kepada dua sahabat yang sedang bertikai untuk membaca isti'adzah agar amarah dan angkuh dalam jiwanya melebur menjadi ketenangan.

Dihimpun dari nu.or.id, Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa membaca isti'adzah merupakan permohonan agar terhindar dari hal-hal negatif yang bersifat batiniah dan untuk mendatangkan kebaikan. 

Info grafis keistimewaan membaca Alquran. (Foto: Okezone)

Membaca isti'adzah merupakan anjuran yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Boleh dibaca kapan saja, lebih-lebih dibaca saat hendak membaca Alquran.

Isti'adzah yang paling populer dan unggul menurut jumhur ulama dan praktisi ahli qira'at adalah (أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ) karena sesuai dengan nash Alquran dan sunnah. Dalam Alquran tertera pada Surat An-Nahl Ayat 98 (فإِذَا قَرَأْتَ اْلقُرْأَنَ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ).

Sedangkan dalam hadits yaitu diriwayatkan oleh Nafi' dari Jubair bin Mut'im dari bapaknya dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, "Sesungguhnya Beliau membaca isti'adzah sebelum membaca Alquran persis seperti lafadz di atas (أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ)." 

Para ulama sepakat bahwa isti'adzah bukan bagian dari Alquran. Meski demikian, jumhur ulama menganjurkan bagi orang yang hendak membaca Alquran untuk membacanya, baik ketika membaca di awal surat atau pertengahan surat.

Tapi sebagian riwayat menyatakan bahwa anjuran tersebut tidak sekadar anjuran yang bersifat tanpa tuntutan namun anjuran yang bersifat keharusan, yaitu wajib.

Berangkat dari ayat 200 Surat Al-A'raf, ayat 98 Surat An-Nahl, ayat 56 Surat Ghafir, dan ayat 36 Surat Fussilat, (فَاسْتَعِذْ بِاللهِ), kiranya perlu dipetakan beberapa hal yang terkait dengan isti'adzah.

Pertama, mengenai hukum membaca isti'adzah. Kedua, waktu membaca isti’adzah; sebelum atau setelah membaca Alquran. Ketiga, cara membacanya; dikeraskan atau merendahkan suaranya saat membaca isti'adzah. 

Hukum Membaca Taawudz atau Isti'adzah

Mengenai hukum membaca isti'adzah para ulama berbeda pendapat. Hal ini didasarkan pada kalimat perintah (amr) yang terdapat dalam ayat 98 Surat An-Nahl (فَاسْتَعِذْ بِاللهِ). Menurut jumhur ulama dan para ahli qira'at, kalimat amr (perintah) dalam ayat di atas mengindikasikan arti sunnah, maka tidak berdosa bagi orang yang tidak membaca isti'adzah.

Sebab tidak ada tuntunan dari Nabi yang mengharuskan untuk membaca isti’adzah. Meskipun Nabi mengajarkan cara baca mengenai isti'adzah, hal tersebut tidak diharuskan. Pendapat ini kemudian oleh banyak kalangan dianggap seperti ijma'.

Sedangkan menurut sebagian ulama, membaca isti'adhah hukumnya wajib karena kalimat perintah dalam ayat di atas menunjukkan arti yang hakiki, yaitu harus dilaksanakan dan tidak ada petunjuk yang dapat mengubah perintah tersebut.

Menurut Ibnu Sirin kewajiban ini hanya cukup sekali seumur hidup. Oleh karena itu, apabila seorang telah membaca isti'adzah sekali saja dalam hidupnya, maka gugurlah kewajiban tersebut.

Namun Imam Fakhruddin al-Razi bersikukuh berpendapat bahwa secara tekstual ayat di atas menunjukkan perintah yang harus dilaksanakan. Menurutnya, hal ini diperkuat bahwa Nabi tidak pernah meninggalkan membaca isti'adzah.

Oleh karena itu, berdosalah bagi orang yang tidak membaca isti’adzah. Selain itu, sebagian riwayat juga menyatakan bahwa kewajiban membaca isti’adzah ini hanya berlaku untuk Nabi, bukan untuk umatnya. 

Kapan Taawudz atau Isti'adzah Dibaca?

Jika melihat Surat An-Nahl Ayat 98, maka membaca isti’adzah dilakukan setelah membaca Alquran, sebab menggunakan bentuk masa lampau (madhi). Namun hal demikian, menurut jumhur ulama bahwa membaca isti'adzah dilakukan sebelum membaca Alquran.

Hal ini dianalogikan dengan ayat 6 Surat Al Maidah tentang wudhu’, meskipun dalam ayat di atas berbentuk masa lampau (madhi) namun kandungan artinya bermakna akan datang (mustaqbal), sebagaimana dalam ayat berikut:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ

"Jika engkau hendak melaksanakan sholat, maka basuhlah wajahmu." (QS Al Maidah: 6)

Kendati demikian, ada yang berpendapat bahwa membaca isti'adzah dilakukan setelah membaca Alquran, karena melihat pada dhahir teks ayat. Untuk mengetengahkan pendapat yang saling berseberangan di atas, ada yang berpendapat, sebaiknya isti'adzah dibaca sebelum dan sesudah membaca Alquran, karena untuk mohon penjagaan dari hal-hal yang buruk sebelum membaca dan menghilangkan rasa ujub ketika selesai membaca.

Maka itu, membaca isti’adzah dilakukan sebelum membaca Alquran, karena sesuai dengan petunjuk Nabi ketika menerima dari Malaikat Jibril dan kemudian diajarkan kepada Ibnu Mas'ud.

Sementara itu, membaca Basmallah sebelum membaca Alquran sangat dianjurkan kecuali pada Surat At-Taubah. Ketika Anda memulai membaca Alquran di pertengahan surat maka boleh memilih antara membaca Basmallah dan tidak membacanya.

Allahu a'lam

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement