JAKARTA - Malam Nuzulul Qur'an dan Lailatul Qadar adalah dua peristiwa penting dalam bulan suci Ramadhan yang sering kali dianggap serupa, tapi sebenarnya memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya berkaitan dengan turunnya Alquran, tetapi pada tahapan dan konteks yang berbeda.
Lailatul Qadar, yang dikenal sebagai "malam kemuliaan", adalah malam di mana Alquran pertama kali diturunkan dari Lauh al-Mahfuzh (tempat penyimpanan di langit ketujuh) ke Baitul Izzah di langit dunia. Peristiwa ini menandai dimulainya penyampaian wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Qadr ayat 1:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan."
Malam Lailatul Qadar diyakini jatuh pada salah satu malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, dengan keutamaannya yang lebih baik dari seribu bulan. Keistimewaan malam ini juga disebutkan dalam Surat Ad-Dukhan ayat 3:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ
Artinya: "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi. Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan."
Nuzulul Qur'an merujuk pada peristiwa turunnya wahyu pertama Alquran kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Wahyu ini berupa lima ayat pertama dari Surat Al-'Alaq yang diterima Nabi saat beribadah di Gua Hira.
Tradisi di Indonesia memperingati Nuzulul Qur'an setiap tanggal 17 Ramadhan, meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai tanggal pastinya.
Proses turunnya Alquran berlangsung secara bertahap selama 23 tahun, dimulai dari wahyu pertama ini hingga wahyu terakhir sebelum wafatnya Nabi Muhammad SAW. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Isra ayat 106:
وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَىٰ مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلًا