Salah satu keistimewaan utama i’tikaf di 10 hari terakhir Ramadhan adalah peluang besar untuk meraih pahala yang berlipat ganda. Malam Lailatul Qadar yang penuh keberkahan bisa terjadi di antara malam-malam tersebut, dan bagi mereka yang sedang beri’tikaf, kesempatan untuk menghidupkan malam tersebut menjadi lebih besar. Dengan memperbanyak doa, dzikir, dan ibadah lainnya, seorang muslim bisa mendapatkan pahala yang luar biasa, yang nilainya lebih baik daripada ibadah yang dilakukan selama bertahun-tahun.
Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang sering kali disibukkan dengan urusan dunia yang bisa mengalihkan perhatiannya dari ibadah. I’tikaf memberikan kesempatan untuk sejenak melepaskan diri dari rutinitas duniawi dan fokus sepenuhnya pada ibadah. Dengan menghabiskan waktu di masjid, seorang muslim dapat lebih tenang dalam beribadah tanpa gangguan pekerjaan, media sosial, atau aktivitas lain yang dapat mengurangi kekhusyukan. Keadaan ini membantu seseorang untuk lebih mendalami makna ibadah dan merasakan ketenangan spiritual yang mendalam.
I’tikaf bukan hanya sekadar berdiam diri di masjid, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Selama beri’tikaf, seorang muslim memiliki lebih banyak waktu untuk merenungkan kehidupannya, memperbanyak ibadah, serta memperdalam pemahaman tentang agama. Momen ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk melakukan introspeksi diri, memohon ampunan atas dosa-dosa, serta berusaha menjadi pribadi yang lebih baik setelah Ramadhan berakhir.