MAKKAH – Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara PPIH Arab Saudi, Abdul Basir, mengatakan terobosan yang dibuat otoritas bandara di Arab Saudi membuat jamaah haji Indonesia lebih cepat tiba di Makkah. Salah satu terobosan yang dikeluarkan Arab Saudi adalah proses imigrasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, proses imigrasi jamaah haji Indonesia hanya berlangsung hitungan menit saat masuk ke Arab Saudi. Padahal, dulunya bisa memakan waktu hingga berjam-jam.
Salah satu terobosan yang dibuat Arab Saudi adalah penggunaan bio visa. Jamaah haji Indonesia lebih dulu mendaftarkan sidik jari mereka melalui aplikasi tersebut. Alhasil, saat tiba di Bandara Jeddah atau Madinah, jamaah hanya perlu mencocokkan sidik jari, bukan lagi membuat baru.
“Untuk layanan jamaah haji di bandara, sebenarnya kami mengikuti pola yang sudah diterapkan otoritas bandara Arab Saudi. Dalam hal ini, kami mengikuti kebijakan dari Wukalla di bawah arahan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi,” kata Abdul Basir kepada tim Media Center Haji yang di dalamnya terdapat Okezone di Bandara Jeddah, Kamis (21/5/2025).
“Arab Saudi memiliki program Makkah Route, atau fast track. Program ini memungkinkan jamaah lebih cepat sampai ke Makkah sehingga mempersingkat layanan-layanan yang ada di bandara. Seperti contoh, selama ini jamaah sudah cukup terbantu ketika melakukan layanan keimigrasian, pemeriksaan imigrasi berjalan dengan cepat karena adanya bio visa selama di Tanah Air,” lanjut Abdul Basir.
Untuk layanan fast track, jamaah haji hanya menunggu 20 menit sebelumnya akhirnya berangkat dari Madinah-Jeddah ke Makkah. Bagaimana dengan layanan non-fast track? Waktu tunggu yang didapat jamaah juga singkat, tidak seperti sebelumnya.
“Untuk yang non-fast track, ketika jamaah menunggu di ruang tunggu, menunggunya tidak lebih dari satu jam, itu sebuah kemajuan yang luar biasa. Kondisi itu membuat jamaah kita akan lebih cepat sampai ke Kota Makkah. Pola-pola ini diharapkan bisa diikuti jamaah, baik jamaah yang belum berangkat (masih di Indonesia) maupun jamaah yang sudah tiba di Arab Saudi,” lanjut lulusan Teknologi Pembelajaran, Universitas Negeri Yogyakarta tersebut.
Abdul Basir tidak bosan-bosannya memberi imbauan kepada jamaah haji gelombang II yang mendarat di Bandara Jeddah, Arab Saudi pada 17-31 Mei 2025. Demi mempercepat proses pemberangkatan dari Bandara ke Makkah, Abdul Basir meminta jamaah sudah mengenakan ihram sejak embarkasi.
“Imbauan kepada jamaah mengikuti rule-nya mereka, mengikuti arahan dari PPIH. Contoh beberapa hal yang berakibat lambatnya layanan itu misalnya jamaah belum memakai kain ihram. Otomatis akan ada tambahan waktu untuk berihram dan sebagainya,” tegas Abdul Basir.
“Bandara juga identik dengan barang bawaan. Jangan sampai barang bawaan jamaah memperlambat pelayanan yang mengakibatkan mereka lebih lama sampai ke Kota Makkah,” tutup Abdul Basir.
(Ramdani Bur)