Teladan yang dimaksud mencakup seluruh aspek kehidupan Rasulullah, baik ucapan maupun perbuatan yang layak ditiru dalam situasi apa pun. Seruan ini ditujukan kepada mereka yang takut kepada Allah, meyakini hari akhir, dan senantiasa mengingat Nya.
Imam Al-Mahalli juga menafsirkan kata yarjullâha, yang secara harfiah berarti “mengharapkan Allah”, sebagai bentuk rasa takut terhadap azab Allah.
Dalam Tafsir Al-Misbah, Prof Quraish Shihab menjelaskan, Surat Al-Ahzab ayat 21 menunjukkan Rasulullah SAW sebagai teladan terbaik, khususnya bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah, hari akhir, dan senantiasa berzikir kepada-Nya. Keteladanan ini mencakup semua aspek kehidupan Nabi, baik dalam kondisi senang maupun sulit.
Ayat ini juga dapat dimaknai sebagai teguran bagi kaum munafik yang tidak mencerminkan ajaran Islam meski mengaku beriman. Menurut Quraish Shihab dan mufasir lainnya seperti Az-Zamakhsyari, keteladanan Rasulullah mencakup keseluruhan kepribadian beliau, bukan hanya sebagian perilaku.
Dalam konteks Perang Khandaq, banyak sikap Rasulullah yang patut dicontoh, mulai dari keterlibatan langsung dalam menggali parit, membakar semangat pasukan, hingga kesabaran menghadapi kesulitan. Meski ayat ini turun dalam konteks perang, kandungannya berlaku secara umum bagi seluruh umat manusia, karena Allah sendiri yang membentuk pribadi Nabi sebagai teladan sempurna.
Kesimpulannya, Rasulullah SAW adalah contoh terbaik dalam menjalani hidup. Umat Islam dianjurkan meneladani nilai-nilai ajaran Rasulullah, terutama akhlaknya, bukan hanya aspek fisik atau budaya, agar dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Wallahualam
(Erha Aprili Ramadhoni)