Sa’ad lalu menunjukkan Pasar Bani Qainuqa’. Di sana, Abdurrahman mulai berdagang keju dan minyak samin. Dari usahanya yang gigih, perlahan ia membangun kejayaannya dan bahkan menikah dengan salah satu wanita Anshar.
Dalam riwayat lain, disebutkan Abdurrahman kemudian membeli sebidang tanah di dekat pasar bersama Sa’ad bin Rabi’. Tanah tersebut disewakan kepada para pedagang. Dari sanalah hartanya semakin bertambah. Sikap pantang menyerah dan etos kerja tinggi ini telah ia miliki sejak masih di Makkah.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
“Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya (bekerja) sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud as memakan makanan dari hasil usahanya sendiri.” (HR. Bukhari)