MAKKAH – Pemerintah Indonesia mengusulkan Bandara Taif sebagai lokasi pendaratan alternatif jamaah haji selain Bandara Madinah dan Jeddah. Jika pemerintah Arab Saudi menyetujui usulan tersebut, masa tinggal jamaah haji Indonesia bisa dipersingkat.
Saat ini, jamaah haji Indonesia tinggal di Arab Saudi sekira 40 hari. Jangka waktu ini diambil karena jamaah haji Indonesia yang mencapai 221.000 tak bisa datang berbarengan, mengingat hanya dua bandara yang bisa menampung.
Jika Taif bisa dioperasikan, otomatis ada tiga bandara internasional di Arab Saudi yang dapat menampung jamaah haji Indonesia. Alhasil, pengurangan masa tinggal jamaah haji di Arab Saudi dapat direalisasikan sehingga menurunkan biaya haji, mengingat biaya sewa hotel hingga konsumsi bisa dikurangi.
“Kita bisa menggunakan bandara lain, misalnya bandara internasional yang ada di Taif, yang jaraknya kurang lebih 100 km dari Makkah. Itu juga dipertimbangkan oleh Kerajaan Arab Saudi,” kata Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Medio Juni 2025, Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji Muhadjir Effendy sudah bertemu pengelola Bandara Taif. Pertemuan itu disambut positif pengelola bandara dan mereka siap merenovasi terminal internasional mereka.
Bandara Taif saat ini mempunyai dua landasan pacu yang dapat menampung pesawat berbadan lebar seperti Boeing dan As. Operasional bandara ini juga berlangsung 24 jam dan telah melayani penerbangan dari 11 maskapai internasional dan domestik seperti Iran, Mesir, dan Qatar.
Kekurangan Bandara Taif bisa dibilang hanya satu, yang mana hanya dapat menampung 500 orang di terminal internasional. Namun, pengelola bandara siap upgrade fasilitas jika dibutuhkan.
"Pengelola bandara menyatakan siap memenuhi permintaan kita, termasuk kemungkinan memperbesar terminal jika nantinya ada kesepakatan resmi," kata Muhadjir.
Selain penggunaan Bandara Taif, wacana pemerintah Indonesia membangun Kampung Haji Indonesia di Makkah disambut positif Arab Saudi. Rabu, 2 Juli 2025, Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kenegaraan di Arab Saudi.
Dalam kunjungan ke Istana Kerajaan di Jeddah, Prabowo diterima langsung Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman. Selain investasi, perihal haji juga dibahas Prabowo dan Pangeran MBS -sapaan akrab Mohammed bin Salman.
“Kami akan membentuk tim untuk mempersiapkan segala sesuatunya karena memang kami sudah menyiapkan beberapa alternatif. Bapak Presiden juga sudah memberikan kecenderungan alternatif-alternatif mana yang paling produktif,” tutup Nasaruddin Umar.
(Ramdani Bur)