Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

4 Peristiwa Bersejarah Bulan Rabiul Akhir di Zaman Rasulullah

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Sabtu, 11 Oktober 2025 |12:08 WIB
4 Peristiwa Bersejarah Bulan Rabiul Akhir di Zaman Rasulullah
4 Peristiwa Bersejarah Rabiul Akhir di Zaman Rasulullah (Ilustrasi/MUI)
A
A
A

JAKARTA - Ada sejumlah peristiwa bersejarah terjadi pada bulan Rabiul Akhir, tepatnya pada masa Rasulullah SAW. Peristiwa-peristiwa ini menarik diketahui umat Islam.

Rabiul Akhir merupakan bulan keempat dalam kalender Hijriah. Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang dirilis Kementerian Agama, pemerintah menetapkan awal Rabiul Akhir 1447 H pada 23 September 2025.

Pada bulan Rabiul Akhir, sejumlah peristiwa penting terjadi. Itu termasuk peristiwa bersejarah pada masa Rasulullah SAW.

Dalam kitab-kitab Sirah Nabawiyah, melansir laman Kemenag, disebutkan di zaman Rasulullah, tercatat sedikitnya 4 peristiwa bersejarah terjadi pada Rabiul Akhir. Berikut penjelasannya :

1. Ekspedisi Buhran

Shafiyur Rahman Mubarakfuri dalam kitab Ar-Rahiqul Makhtum (Qatar, Kementerian Wakaf dan Urusan Islam: 2007), hlm. 245 menjelaskan, ekspedisi Buhran terjadi karena tersiar kabar kabilah Sulaim telah berkumpul di daerah Buhran yang berada di wilayah Hijaz, mereka merencanakan kejahatan kepada umat Islam. Peristiwa ini terjadi pada bulan Rabiul Akhir tahun ke-3 Hijriah dan dipimpin langsung oleh Rasulullah.

Namun, perang ini tidak sampai pecah karena pihak musuh lari terbirit-birit ketika melihat rombongan Rasulullah bersama ratusan prajurit muslim. Untuk memastikan kabilah Sulaim tidak akan berbuat ulah lagi, Rasulullah tinggal di Buhran selama satu bulan. Setelah dipastikan situasinya aman, Rasulullah kembali ke Madinah pada bulan Jumadil Ula.

2. Pengintaian Zaid bin Haritsah

Mubarakfuri (hlm. 245-246) mencatat, sebelum meletusnya Perang Uhud, tepatnya pada bulan Rabiul Akhir tahun ke-3 Hijriah, Rasulullah mengutus Zaid bin Haritsah untuk melakukan operasi pengintaian terhadap pihak musuh. Misi intelijen ini dinilai sebagai patroli terakhir sekaligus paling berhasil sebelum pecahnya Perang Uhud.

Kepiawaian Zaid bin Haritsah di bidang intelijen membuatnya kembali dipercaya untuk menjalankan misi yang sama. Pada bulan Rabiul Akhir tahun ke-6 Hijriah, Rasulullah mengutusnya menuju daerah Jamum, Najd, untuk mengintai pergerakan kabilah Bani Sulaim yang diduga sedang merencanakan perlawanan terhadap kaum Muslimin. Namun, setibanya di lokasi, Zaid tidak menemukan pasukan musuh. Ia hanya mendapati seorang wanita bernama Halimah yang sempat ditawan, tetapi kemudian dikembalikan kepada suaminya.

 

3. Tragedi Dzul Qishah

Dalam kitab Ar-Rahiqul Makhtum (hlm.322), Mubarakfuri mencatat, pada bulan Rabiul Akhir tahun ke-6 Hijriah, Rasulullah mengutus Muhammad bin Maslamah bersama sepuluh sahabat menuju daerah Dzul Qishah untuk memantau pergerakan kabilah Bani Tsa'labah yang diduga hendak melakukan pengkhianatan terhadap umat Islam.

Namun, keberadaan pasukan kecil yang berjumlah sebelas orang ini rupanya terendus oleh pihak Bani Tsa'labah. Mereka pun kemudian melancarkan serangan mendadak pada malam hari. Akibatnya, seluruh sahabat gugur syahid, kecuali Muhammad bin Maslamah yang berhasil selamat.

4. Pernikahan Utsman dengan Ummu Kultsum

Al-Mawardi dalam kitab Al-Hawil Kabir (Beirut, Darul Kutubil Ilmiyah: 1994), juz 14, hlm. 31 mengungkapkan, setelah Ruqayah binti Rasulullah wafat, Utsman bin Affan kemudian menikah dengan Ummu Kultsum yang juga putri baginda Nabi. Dari pernikahan inilah beliau kemudian dikenal dengan gelar Dzun Nurain (pemilik dua cahaya), karena menjadi satu-satunya sahabat yang menikahi dua putri Nabi. Disebutkan oleh Al-Mawardi, akad nikah antara Utsman dan Ummu Kultsum ini berlangsung di bulan Rabiul Awwal, sementara resepsinya digelar di bulan Rabiul Akhir.

Wallahualam

(Erha Aprili Ramadhoni)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement