PARIS - Netizen ramai ramai menyerang merek fesyen top dunia Louis Vuitton gara-gara dianggap mengeksploitasi syal simbol nasionalisme Palestina, keffiyeh. Kain khas perjuangan Palestina itu dijual dengan harga 705 dolar AS atau sekitar Rp10 juta. Namun di pasar biasa, harga kain itu tak sebesar yang dijual Louis Vuitton.
Luis Vuitton dianggap memanfaatkan konflik yang merenggut ratusan nyawa Palestina untuk kepentingan komersial. Bukan itu saja, netizen juga menilai apa yang dilakukan Louis Vuitton sebagai perampasan budaya untuk kepentingan komersial.
Baca Juga: 3 Artis Indonesia Naik Haji Diundang Raja Arab
Dalam keterangan di situs web, Vuitton menjelaskan syal itu terinspirasi dari keffiyeh yang diperkaya dengan signature perusahaan. Perusahaan juga menyebut syal yang terbuat dari wol, katun, dan sutra, itu bisa membawa suasana santai.
"Mengambil keuntungan dari rakyat Palestina yang tertindas sangat memalukan @LouisVuitton, mengapa Anda tidak berbicara tentang genosida dan pembersihan etnis rakyat Palestina," kata seorang pengguna Twitter, dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu (5/6/2021).
Meski demikian ada netizen yang berkomentar lebih netral. Dia meminta Louis Vuitton untuk menyumbangkan sebagian keuntungan untuk membantu Palestina.