Selama masa pembetukannya, bulan menerima hantaman bertubi-tubi dari meteor dan meteoroid. Karena suhu bulan pada saat itu sangat panas, terjadilah peleburan yang sangat dahsyat di permukaan bulan sehingga menyebabkan terbentuknya lubang-lubang besar yang dinamakan “Maria” dan gunung-gunung tinggi dengan kawah-kawahnya yang dinamakan “Craters”.
Kemudian kawah-kawah itu menumpahkan lahar-lahar dalam volume yang sangat besar dan lahar-lahar itu mengisi lubang-lubang besar tersebut. Kemudian bulan menjadi dingin. Gunung-gunung di bulan menjadi tidak aktif dan lahar-lahar berhenti mengalir. Dengan demikian, matilah bulan dan tak terlihat nyalanya setelah sebelumnya menyala.
Baca juga: Alquran dan Sains Ungkap Ada 4 Jenis Jiwa dalam Diri Manusia
Mari kembali pada ayat Alquran tersebut dan perhatikan penggunaan kata mahauna (kami hapuskan. Kata dasarnya: al-mahwu). Kata al-mahwu (penghapusan) menurut para pakar bahasa berarti ath-thams (melenyapkan cahaya atau sinar) dan al-izalah (menghilangkan).
Artinya, Allah Subhanahu wa ta'ala melenyapkan dan menghilangkan sinar bulan, bukan melenyapkan keberadaan bulan itu sendiri. Bulan masih tetap ada, tetapi sinar dan cahayanya dilenyapkan. Hal ini sudah jelas dari redaksi Alquran yang menyebutkan “tanda malam” atau bulan dan “tanda siang” atau matahari.
Kata ath-thams secara khusus digunakan untuk yang berkaitan dengan cahaya atau sinar. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, "Kami jadikan tanda siang itu terang benderang (bisa membuatmu melihat)." (QS Al-isra’: 12)
Ayat tersebut menggunakan redaksi mubshirah (menjadikanmu bisa melihat ). Hal ini untuk membandingkan cahaya yang menjadi tanda malam (bulan) dengan cahaya yang menjadi tanda siang (matahari). Cahaya yang pertama akhirnya mati, sedangkan cahaya kedua masih ada dan karenanya kita bisa melihat.
Menurut Anda, siapakah yang menyampaikan fakta ini kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam? Suatu fakta yang membutuhkan pesawat-pesawat antariksa, satelit-satelit buatan dan analisis geologis untuk mengetahuinya.
Baca juga: Alquran dan Sains Jelaskan Keterkaitan Fenomena Petir dan Malaikat
Suatu fakta yang baru terungkap 10 tahunan lalu. Mahasuci Allah –Yang Maha Mengetahui dan Mahabijaksana— yang telah berfirman:
وَيُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ ۚ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Artinya: "Dan Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepadamu. Dia Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana." (QS An-Nur: 18)