4. Hadis tentang kisah Ibnu Shoyyad
Dalam kitab Shahih Bukhori dan Shahih Muslim disebutkan kisah Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam dengan seorang dukun beragama Yahudi bernama Ibnu Shoyyad. Nabi bersabda:
إني خبأت لك خبئًا
"Sesungguhnya aku menyembunyikan sesuatu untukmu."
Ibnu Shoyyad menanggapi:
هو الدُّخ
"Yang Anda sembunyikan adalah dukh (asap)."
Beliau bersabda:
اخسأ؛ فلن تعدو قدرك
"Tetaplah di tempatmu. Kamu tidak akan melampaui batasmu."
Baca juga: Apa Itu Ilmu Tajwid dalam Membaca Alquran? Ini Penjelasannya
Kemudian Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam membacakan ayat:
فَٱرۡتَقِبۡ يَوۡمَ تَأۡتِي ٱلسَّمَآءُ بِدُخَانٖ مُّبِينٖ
"Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas." (QS Ad-Dukhan: 10) (HR Muttafaqun ‘Alaihi)
Dijelaskan oleh hadis serta ayat yang dibaca oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam tersebut bahwa tanda kiamat berupa dukhan masih ditunggu. Ini menunjukkan tanda ini belum tiba di saat Nabi bersabda ini. Lebih-lebih lagi, kisah ini terjadi setelah hijrahnya Nabi ke Kota Madinah. Ini menunjukkan bahwa pendapat pertama tersebut kurang tepat.
Diterangkan dalam kitab Al-‘Aqoid As-Salafiyah:
وأما ما فسر به ابن مسعود رضى الله عنه ؛ فإن ذلك من كلامه، والمرفوع مقدم على كل موقوف
"Adapun penafsiran yang disebutkan oleh Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu itu adalah pendapat beliau. Dan hadis Nabi lebih berhak didahulukan daripada pendapat sahabat." (Al-‘Aqoid As-Salafiyah Bi Adillatiha An-Naqliyah Wal ‘Aqliyah, 2/469)
Wallahu a’lam bishawab.
Baca juga: Wajib Tahu, 11 Hukum Bacaan Tajwid dalam Alquran Supaya Tadarus Lebih Tepat
(Hantoro)