Biografi Imam Asy-Syafi'i: Pendiri Mazhab Syafi'i yang Gigih Membela Sunah dan Hadis Nabi

Tim Okezone, Jurnalis
Rabu 19 Januari 2022 10:23 WIB
Ilustrasi biografi Imam Asy-Syafi'i. (Foto: Shutterstock)
Share :

Beliau menetap di Irak selama dua tahun, kemudian pada tahun 197 balik ke Makkah. Di sana Imam Syafi'i mulai menyebar madzhabnya sendiri. Maka datanglah para penuntut ilmu kepadanya meneguk dari lautan ilmunya. Tetapi beliau hanya berada setahun di Makkah.

Tahun 198, beliau berangkat lagi ke Irak. Namun, Imam Syafi'i hanya beberapa bulan saja di sana karena telah terjadi perubahan politik. Khalifah al-Makmun telah dikuasai oleh para ulama ahli kalam, dan terjebak dalam pembahasan-pembahasan tentang ilmu kalam.

Baca juga: Bacaan Zikir Pagi Hari Ini, Rabu 19 Januari 2022M/16 Jumadil Akhir 1443H 

Sementara Imam Syafi’i adalah orang yang paham betul tentang ilmu kalam. Beliau tahu bagaimana pertentangan ilmu ini dengan manhaj as-salaf ash-shaleh (yang selama ini dipegangnya) di dalam memahami masalah-masalah syariat. Hal itu karena orang-orang ahli kalam menjadikan akal sebagai patokan utama dalam menghadapi setiap masalah, menjadikannya rujukan dalam memahami syariat padahal mereka tahu bahwa akal juga memiliki keterbatasan-keterbatasan. Beliau tahu betul kebencian meraka kepada ulama ahlu hadits. Karena itulah beliau menolak mazhab mereka.

Begitulah kenyataannya. Provokasi mereka membuat Khalifah mendatangkan banyak musibah kepada para ulama ahlu hadits. Salah satunya adalah yang dikenal sebagai Yaumul Mihnah, ketika dia mengumpulkan para ulama untuk menguji dan memaksa mereka menerima paham Alquran itu makhluk. Akibatnya, banyak ulama yang masuk penjara, bila tidak dibunuh. Salah satu di antaranya adalah Imam Ahmad bin Hanbal.

Baca juga: Jadwal Sholat Hari Ini, Rabu 19 Januari 2022M/16 Jumadil Akhir 1443H 

Karena perubahan itulah, Imam Syafi’i kemudian memutuskan pergi ke Mesir. Sebenarnya hati kecilnya menolak pergi ke sana, tetapi akhirnya ia menyerahkan dirinya kepada kehendak Allah Subhanahu wa ta'ala. Di Mesir, beliau mendapat sambutan masyarakatnya. Di sana beliau berdakwah, menebar ilmunya, dan menulis sejumlah kitab, termasuk merevisi kitabnya Ar-Risalah, sampai akhirnya beliau menemui akhir kehidupannya di sana.

Wallahu a'lam bishawab.

(Hantoro)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya