Program menghafal Quran 30 juz akhirnya dia rampungkan selama 10 bulan pada usia 14 tahun, tepat di awal pandemi melanda Indonesia. "Setoran juga dilakukan lewat Zoom. Semua terjadi hanya karena izin dari Allah," tuturnya rendah hati.
Sejak usia 4 tahun, Elhurr sudah memiliki ketertarikan menghafal Alquran, sama kuatnya dengan ketertarikannya kepada angka/matematika. Bahkan ketika menjadi perwakilan wisudawan untuk memberikan sambutan, Elhurr menyampaikan bahwa dia tidak pandai berpidato, lebih suka berjam-jam menyelesaikan persamaan matematika atau menghafal Quran yang menurutnya sama-sama berpola.
Sementara sang ibu Sidrotun Naim berharap selain menjaga hafalan Quran-nya, Elhurr juga mampu menjaga akhlaknya hingga tumbuh dewasa dan tua kelak serta tercapai segala cita-citanya.
"Semoga anak kami selalu menjaga hafalannya dan akhlaknya. Dikuatkan apa pun cita-citanya profesinya ke depan. Selalu menjadi pemersatu di mana pun berada," ungkap Naim.
Menurut Naim, para penghafal Quran memiliki posisi tersendiri di dalam masyarakat, khususnya umat Islam, seperti hiasan berkilau yang menerangi umat dan saling menjaga bersama Alquran.
Baca juga: Kisah Rashad, Bocah Gaza Palestina yang Jadi Hafiz Quran sejak Usia 7 Tahun
"Para penghafal Quran adalah keluarga Allah di muka bumi, sebuah kehormatan yang luar biasa," ucapnya.
Sekadar diketahui, selain fasih berbahasa Inggris dan Arab, Elhurr juga mampu berkomunikasi dalam bahasa Jawa dan memahami bahasa Sunda. Bekal yang unik untuk belajar tafsir.
(Hantoro)