Ayat 16
بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۖ
bal tu`ṡirụnal-ḥayātad-dun-yā
Artinya: "Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia."
Hukum tajwidnya:
ثِرُوْ : Mad asli atau mad thabi’i karena huruf lam berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, huruf bersukun, huruf yang diwaqaf, dan huruf bertasydid. Cara membacanya panjang dua harakat.
الْحَيَاةَ : Alif lam qomariyah, karena huruf alif lam bertemu huruf ha'. Dibaca secara jelas. Kemudian ya hukumnya mad thabi’i karena huruf ya berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang dua harakat.
الدُّنْيَا : Alif lam syamsyiyah, karena huruf alif lam bertemu huruf syamsiyah dal. Dibaca idgham (masuk ke huruf dal ).
الدُّنْيَاۖ : Idzhar sebab huruf nun sukun bertemu huruf ya. Dibaca jelas tidak berdengung sama sekali. Kemudian ya termasuk mad thabi'i.
Ayat 17
وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ
wal-ākhiratu khairuw wa abqā
Artinya: "Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal."
Hukum tajwidnya:
الْاٰ : Ada dua hukum di sini, pertama alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf hamzah. Dibaca secara jelas. Kedua, mad badal karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata akan tetapi posisi hamzah lebih dahulu dari huruf mad. Cara membacanya panjang dua harakat.
خَيْرٌ : Mad lin karena huruf ya sukun didahului oleh huruf kha berharakat fathah. Dibaca panjang dua harakat.
خَيْرٌ وَّ : Idgham bighunnah karena huruf ra berharakat dhammah tanwin bertemu huruf wau. Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai tiga harakat.
وَّاَبْقٰىۗ : Qalqalah sugra karena huruf qalqalah ba berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan. Kemudian qaf mad asli atau mad thabi’i karena huruf qaf berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, huruf bersukun, huruf yang diwaqaf, dan huruf bertasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
Ayat 18
اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰىۙ
inna hāżā lafiṣ-ṣuḥufil-ụlā
Artinya: "Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu."
Hukum tajwidnya:
اِنَّ : Ghunnah sebab nun bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan tiga harakat.
هٰذَا : Mad asli atau mad thabi’i karena huruf ha berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang dua harakat.
هٰذَا : Mad asli atau mad thabi’i karena huruf dzal berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang dua harakat.
الصُّحُفِ : Alif lam syamsiyah karena huruf alif lam bertemu huruf syamsiyah shad. Dibaca idgham (masuk ke huruf shad ).
الْاُوْلٰىۙ : Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf hamzah. Dibaca secara jelas. Kemudian ada juga mad badal, karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata akan tetapi posisi hamzah lebih dahulu dari huruf mad. Cara membacanya panjang dua harakat.
لٰىۙ : Mad asli atau mad thabi’i, karena huruf lam berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, huruf bersukun, huruf yang diwaqaf, dan huruf bertasydid. Cara membacanya panjang dua harakat.
Ayat 19
صُحُفِ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى
ṣuḥufi ibrāhīma wa mụsā
Artinya: "(yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa."
Hukum tajwidnya:
اِبْرٰ : Qalqalah sughra karena huruf qalqalah ba berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan. Kemudian ra dibaca secara tafkhim.
اِبْرٰ : Ada pula mad asli atau mad thabi’i karena huruf ra berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang dua harakat.
هِيْمَ : Mad asli atau mad thabi’i karena huruf ha berharakat kasrah bertemu ya sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang dua harakat.
مُوْ : Mad asli atau mad thabi’i karena huruf mim berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang dua harakat.
سٰى : Mad asli atau mad thabi’i karena huruf sin berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, huruf bersukun, huruf yang diwaqaf, dan huruf bertasydid. Cara membacanya panjang dua harakat.
Demikian penjelasan mengenai hukum tajwid Surat Al A'la Ayat 1–19. Semoga jelas dan bermanfaat. Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)