Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah menjelaskan hadits tersebut. "Maksud hadits ini adalah memalingkan hujan dari pusat kehidupan, al-aakaam adalah jamak dari akmah dengan memfathahkan hamzah, yaitu gunung kecil atau apa yang tinggi di bumi (dataran tinggi). Adz-dziraf maknanya adalah bukit yang kecil. Adapun penyebutan lembah karena di situlah tempat berkumpulnya air dalam waktu yang lama sehingga bisa dimanfaatkan oleh manusia dan binatang ternak." (Lihat kitab Fathul Baari 2/505, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379 H, syamilah)
Ibnu Daqiq Al 'Ied rahimahullah berkata, "Hadits ini merupakan dalil doa memohon dihentikan dampak buruk hujan, sebagaimana dianjurkan untuk berdoa agar turun hujan, ketika lama tidak turun. Karena semuanya membahayakan (baik lama tidak hujan atau hujan yang sangat lama, pent)." (Ihkam Al-Ahkam, 1/358. Mathba’ah As-Sunnah Muhammadiyyah, syamilah)
Syekh Abdul Aziz bin Biz rahimahullah berkata, "Selama hujan tidak membawa bahaya maka –alhamdulillah– ucapkan doa:
اللهم صيّباً نافعاً، مطرنا بفضل الله ورحمته
Allahumma shayyiban nafi’a, muthirna bifadhlillahi wa rahmatihi, Allahummaj’alhu mubarakan.
Jika hujan ini memberatkan, maka berdoalah:
اللهم حوالينا ولا علينا
Allahumma hawalaina wa laa ‘alaina." (www.binbaz.org.sa)
Demikian doa yang bisa dibaca ketika ada hujan deras. Semoga hujan tersebut turun tidak membawa musibah banjir.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)