Kisah Ramadhan di Sudan, Puasa di Tengah Cuaca Ekstrem dan Daerah Konflik

Tim Okezone, Jurnalis
Rabu 19 April 2023 03:38 WIB
Kisah Ramadhan di Sudan. (foto: Istimewa/ Lutfi Retno Wulan)
Share :

MENJALANI Ramadhan di Indonesia sangat menyenangkan. Mengingat negeri ini memiliki banyak umat Muslim, suasana Ramadhan begitu kental terasa.

Sudan juga termasuk negara dengan mayoritas penduduk beragama Muslim. Namun yang berbeda dari Ramadhan di negeri dua nil itu adalah kondisi perekonomian, sosial, dan politik negara yang cukup memprihatinkan.

 BACA JUGA:

Hal ini yang dirasakan oleh mahasiswi Indonesia, Lutfi Retno Wulan. Beberapa tahun belakangan, Bulan Ramadhan jatuh tepat ketika musim panas sedang berada di puncaknya. Meski begitu seluruh umat muslim di Sudan tetap semangat menjalani puasa mereka.

 


"Pada siang hari bolong pun para pedagang sayur di pasar masih tetap menggelar dagangan mereka," kisah Lutfi Retno kepada Okezone dalam sebuah kesempatan.

Hal yang paling berkesan baginya saat menjalankan ibadah Ramadhan di Sudan adalah saat dirinya menjadi salah satu volunteer lembaga zakat asal Indonesia. Ia membantu program kemanusiaan di bulan Ramadan seperti berbagi takjil, berbagi sembako, daurah tahfidz, buka bersama internasional, juga i'tikaf.

 BACA JUGA:

Dalam kesempatan itu, Lutfi Retno juga berkisah, bertemu dengan para penghafal Al Quran di Sudan. Di Sudan, terdapat banyak pondok tahfidz yang di sebut Khalwah. Para santri khalwah berumur dari mulai 10 tahun hingga 45 tahun kebanyakan adalah anak yatim yang dititipkan untuk menghafal Al-Quran disitu.

Banyak dari mereka yang telah menyelesaikan hafalannya, bahkan Lutfi Retno mengaku sempat berbincang dengan salah satu santri berumur 12 tahun yang telah menyelesaikan hafalan Al-Quran.

Yang menjadi perhatian Lutfi Retno dalam kegiatannya itu adalah kondisi sebuah khalwah yang bernama Anwar Al Muhammadiyah Umbadda. Kondisinya sangat memprihatinkan, dengan total 300 santri, hanya ada satu gedung kamar dengan total 4 kamar.

Santri yang tidak mendapatkan kamar terpaksa harus tidur di sebuah bangunan yang berdinding setengah dan atap seng. Selain difungsikan sebagai kamar tidur ketika malam hari, ruangan setengah tembok itu juga digunakan para santri untuk menghafalkan Al-Quran.

Meski panas di siang hari begitu menyengat, para santri tetap bersemangat menghafal Al-Quran. Membayangkan mereka harus tidur di ruangan terbuka ketika musim dingin menyelimuti, dan berpanas panas an di bawah atap seng ketika musim panas sungguh menyayat hati.

Melihat kondisi itu, Lutfi Retno bersama para amil membantu mengumpulkan dana untuk mengadakan buka bersama seluruh santri pada bulan Ramadhan kali ini. Total hampir Rp 30 juta donasi yang disalurkan untuk mengadakan acara buka bersama tersebut.

 


"Daging kambing yang mungkin hanya setahun sekali mereka nikmati dihidangkan dalam jumlah besar. Tak hanya untuk keperluan berbuka, berkilo kilo sembako juga dibelanjakan untuk kebutuhan pokok kkalwah selama beberapa minggu ke depan," jelas Lutfi Retno.

Pengalaman berpuasa di Sudan bersama para santri tahfidz itu, membuat Lutfi Retno banyak belajar tentang rasa syukur.

 

"Para santri khalwah yang tetap bersemangat menghafal meski diterpa begitu banyak kekurangan membuat saya malu, betapa saya amat sangat kurang bersyukur ketika kehidupan saya bahkan jauh lebih baik dibanding mereka," ungkapnya.

Terakhir ia berharap ada banyak orang yang mau berbagi kepada seluruh kaum Muslim di seluruh dunia manapun. Agar kebahagiaan juga dapat dirasakan oleh mereka yang lebih membutuhkan.

(Vivin Lizetha)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya