Maka itu, periksaan DNA diakui untuk hal berikut, sebagaimana fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah (semacam MUI di Saudi):
يجوز استخدامه في حالات التنازع على مجهولي النسب، أو حالات الاشتباه بين المواليد، أو ضياع الأطفال واختلاطهم
"Boleh menggunakan pemeriksaan DNA pada keadaan:
1. Ada perselisihan antara dua nasab yang tidak diketahui
2. Kasus bercampurnya anak (misalnya bayi yang tertukar, pen)
3. Kehilangan anak/bayi sudah bercampur (sehingga sulit dibedakan)."
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)