HUKUM bacaan gharib lengkap dengan contohnya ada di sini. Menurut bahasa, gharib berasal dari kata "gharaba" yang artinya asing. Sedangkan berdasarkan istilah, hukum bacaan gharib adalah bacaan yang tidak biasa di dalam Alquran karena samar, baik dari segi huruf, lafadz, maupun maknanya.
Sebagaimana telah Okezone himpun, hukum bacaan gharib yang ada di dalam Alquran bermacam-macam. Menurut Imam Ashim riwayat Hafs, hukum bacaan yang dianggap gharib antara lain, Saktah, Imalah, Naql, Isymam, dan Tashil.
1. Saktah
Secara bahasa, saktah adalah al-man'u yang berarti diam, tidak bergerak atau menahan. Apabila menemukan sakta dalam Alquran, harus berhenti atau diam sejenak selama 2 harakat dan dilakukan tanpa bernapas serta diniatkan untuk melanjutkan kembali bacaan selanjutnya.
Contoh bacaan saktah terdapat dalam Surat Yasin Ayat 52 yang berbunyi:
قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ
2. Imalah
Secara bahasa, imalah berasal dari kata amala-yamiilu-imaalatan yang artinya memiringkan atau membengkokkan. Sedangkan menurut etimologi, imalah berarti condong atau belok.
Secara istilah adalah memiringkan fathah kepada kasrah, atau memiringkan alif kepada ya'. Sehingga, keluar bunyi mendekati 'e' seperti pada kata sate.
Dalam Alquran, menurut Imam Hafs, imalah hanya terdapat pada Surat Hud Ayat 41 yang berbunyi:
۞ وَقَالَ ارْكَبُوْا فِيْهَا بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا وَمُرْسٰىهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
(majrooha dibaca menjadi majreha)