Kisah Dakwah Nabi di Kota Thaif
Dilansir Almanhaj.or.id, Kota Thaif juga menyimpan sejarah perkembangan penyebaran agama Islam dan sejarah kehidupan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Di kota inilah Rasulullah pertama kali mendapat tantangan, cemoohan, pengusiran, bahkan sempat dilempari batu oleh kaum Tsaqif, kabilah terbesar di Thaif.
Kenyataan ini sangat menggoreskan kesedihan dalam hati Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam . Maka beliau pun kembali ke Makkah dalam keadaan sangat sedih, merasa sempit dan susah.
Keadaan ini diceritakan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam saat ditanya oleh istri tersayang 'Aisyah Radhiyallahu anha:
هَلْ أَتَى عَلَيْكَ يَوْمٌ كَانَ أَشَدَّ عَلَيْكَ مِنْ يَوْمِ أُحُدٍ قَالَ لَقَدْ لَقِيتُ مِنْ قَوْمِكِ مَا لَقِيتُ وَكَانَ أَشَدَّ مَا لَقِيتُ مِنْهُمْ يَوْمَ الْعَقَبَةِ إِذْ عَرَضْتُ نَفْسِي عَلَى ابْنِ عَبْدِ يَالِيلَ بْنِ عَبْدِ كُلَالٍ فَلَمْ يُجِبْنِي إِلَى مَا أَرَدْتُ فَانْطَلَقْتُ وَأَنَا مَهْمُومٌ عَلَى وَجْهِي فَلَمْ أَسْتَفِقْ إِلَّا وَأَنَا بِقَرْنِ الثَّعَالِبِ فَرَفَعْتُ رَأْسِي فَإِذَا أَنَا بِسَحَابَةٍ قَدْ أَظَلَّتْنِي فَنَظَرْتُ فَإِذَا فِيهَا جِبْرِيلُ فَنَادَانِي فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ قَدْ سَمِعَ قَوْلَ قَوْمِكَ لَكَ وَمَا رَدُّوا عَلَيْكَ وَقَدْ بَعَثَ إِلَيْكَ مَلَكَ الْجِبَالِ لِتَأْمُرَهُ بِمَا شِئْتَ فِيهِمْ فَنَادَانِي مَلَكُ الْجِبَالِ فَسَلَّمَ عَلَيَّ ثُمَّ قَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ عَلَيْهِمْ الْأَخْشَبَيْنِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا
Artinya: "Apakah pernah datang kepadamu (Anda pernah mengalami, pen) satu hari yang lebih berat dibandingkan dengan saat Perang Uhud?"
Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Aku telah mengalami penderitaan dari kaummu. Penderitaan paling berat yang aku rasakan, yaitu saat 'Aqabah, saat aku menawarkan diri kepada Ibnu 'Abdi Yalil bin Abdi Kulal, tetapi ia tidak memenuhi permintaanku. Aku pun pergi dengan wajah bersedih. Aku tidak menyadari diri kecuali ketika di Qarnust-Tsa'alib, lalu aku angkat kepalaku. Tiba-tiba aku berada di bawah awan yang sedang menaungiku. Aku perhatikan awan itu, ternyata ada Malaikat Jibril alaihissallam, lalu ia memanggilku dan berseru: 'Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mendengar perkataan kaummu kepadamu dan penolakan mereka terhadapmu. Dan Allah Azza wa Jalla telah mengirimkan malaikat penjaga gunung untuk engkau perintahkan melakukan apa saja yang engkau mau atas mereka.' Malaikat (penjaga) gunung memanggilku, mengucapkan salam lalu berkata: 'Wahai Muhammad, jika engkau mau, aku bisa menimpakan Akhsabain'."
Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "(Tidak) namun aku berharap supaya Allah Azza wa Jalla melahirkan dari anak keturunan mereka orang yang beribadah kepada Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan apa pun jua." (HR Bukhari dan Muslim)
Dari kisah dakwah di Kota Thaif ini terlihat sifat mulia Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Beliau dizalimi, tapi membalasnya dengan doa kebaikan agar kembali ke jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)