INILAH kisah pengusaha cantik bernama Yanice mantap menjadi mualaf. Ia sebelumnya tinggal di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan; tapi kini menetap di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Setelah menjadi mualaf, Yanice memulai hidup baru bersama suaminya di Pontianak. Kala itu dia mengaku benar-benar tidak memiliki apa-apa. Nikah pun diselenggarakan seadanya di KUA, tanpa ada anggota dan teman yang datang.
Bukan tanpa alasan, sebab Yanice tidak mendapat restu dari keluarga setelah memutuskan masuk Islam dan menikah dengan pria Muslim.
Anehnya, Yanice tidak merasa khawatir dengan hidupnya. Bahkan dia merasa nyaman, meski tidak punya teman dan pekerjaan. Sebab, Yanice percaya jika rezeki akan selalu ada di mana-mana.
"Aku menjalaninya kok nyaman aja, jadi enggak pernah takut besok makan apa," tuturnya seperti dilansir kanal YouTube Laskar Tujuh Langit.
Tidak berdiam diri, Yanice dan suaminya pun berusaha mencukupi kehidupan sehari-hari. sampai suatu hari, Yanice mendapat pekerjaan dari merek susu ternama. Di situlah ekonomi keluarganya kian membaik.
Namun di tengah-tengah kebahagiaan tersebut, Yanice kembali mendapat ujian dari Allah Ta'ala. Suaminya terbaring sakit hingga mengidap penyakit komplikasi yang cukup parah. Yanice pun dilanda dilema antara mengurus sang suami atau fokus dengan pekerjaannya yang juga sedang naik daun kala itu.
Akhirnya Yanice mengalah, dia meminta izin ke bosnya untuk merawat sang suami. Selang beberapa bulan, keadaan suami Yanice justru makin parah. Bahkan, Yanice sampai mendatangkan dokter dan perawat ke rumahnya untuk merawat suaminya.
"Jadi uang yang kerja ini belum bisa kita nikmatin, semuanya untuk pengobatan," ucap Yanice.
Setelah berbulan-bulan menjalani perawatan intensif, suami Yanice pun sembuh dan kembali bekerja. Namun yang tidak diduga, sang suami tiba-tiba justru memintanya untuk berhenti bekerja.
"Permintaan suamiku apa? 'Yanice, minta tolong kamu tidak bekerja lagi.' Wah itu satu hal yang susah karena aku merasa itu udah hobi aku di sana," ujar Yanice.
Mengikuti permintaan suami, Yanice pun mengundurkan diri dan menjadi ibu rumah tangga. Dia mengaku mulanya merasa santai dan senang, tetapi memasuki minggu kedua, kegiatan hari-harinya mulai berubah.
"Seminggu pertama asyik, minggu kedua, ketiga mulai deh, kayaknya kerja rumah tuh enggak habis-habis, tapi aku enggak ngerti kok aku tiba-tiba menikmati," kata Yanice.
Walaupun awalnya merasa kesulitan, Yanice akhirnya menikmati perannya sebagai ibu rumah tangga. Komplain guru yang biasanya menelepon karena sang anak belum mengerjakan PR pun kini sudah tidak lagi terdengar, lantaran Yanice mendampingi anaknya secara langsung saat sekolah. Tak ayal, kebahagiaan dan kedamaian pun menyelimuti kehidupannya.
"Oh, ternyata jadi ibu rumah tangga menyenangkan. Hidup serba-kekurangan, tapi hidup kami rasanya tuh berkecukupan. Jadi, hati riang gembira, enggak ada rasa sedih," ujar Yanice.