MAKKAH – Pasangan lansia, Wagini dan Sugeni, jamaah haji asal Desa Tambahagung, Padukuhan Gading, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, tak henti-hentinya mengucap Syukur saat menginjakan kakinya di Tanah Suci.
Wagini (72) merupakan jamaah haji tunantera. Matanya tidak lagi bisa melihat lantaran glukoma di bulan Juni tahun 2013,.
“Disyukuri saja, diparingi gusti Allah,” ujar Wagini kepada Media Center Haji (MCH) di Makkah, Jumat (7/6/2024).
Setiap hari, Wagini bekerja sebagai petani padi atau kacang hijau. Dia mengolah tanah miliknya yang berukuran 250 meter.
Namun sejak ia tidak bisa melihat, tanahnya dikelola orang lain dengan sistem bagi hasil. Saat panen, setahun dua kali, ia bisa mendapat untung hingga Rp2,5 juta. Uang itu pula yang digunakannya menabung haji.
Sementara, Supeni istrinya membantu perekonomian suaminya dengan menjual kerupuk sejak tahun 1987-an.
“Saya jual kerupuk rambak dari terigu dan tepung pati, dibungkus kecil-kecil dijual Rp400-500,“ ujar Wagini.
Wagini membuat sendiri kerupuknya hingga menjual di pasar kecamatan Tambak Romo. Keuntungan dari kerupuk itu pula yang ditabungnya sedikit demi sedikit hingga bisa dipakai menabung haji.
“Dari Rp1.000-2.000 untung jualan kerupuk saya tabung. Pokoknya saya tabung di tempat yang hanya saya yang tahu dan orang lain tidak lihat,”imbuhnya.
Keduanya mendaftar haji menggunakan dana talangan. Keduanya membawa uang Rp15 juta untuk mendaftar haji dua orang atau masing-masing Rp7,5 juta.