Namun, Langkah Suaib terhenti saat rombongannya menuju ke Gua Hira. Pasalnya, di usianya yang hampir mencapai 100 tahun, Suaib merasa tidak mampu untuk masuk ke Gua Hira yang saat itu dipenuhi dengan jamaah dari berbagai negara. Dirinya pun harus menunggu rombongannya di Puncak Jabal Nur.
“Saya di kampung setiap harinya tanam pala, cengkeh, kacang tanah, dan lain sebagainya,”ujar Suaib.
Hasil dari bercocok tanam tersebut dia gunakan untuk membiayai ongkos hajinya. Suaib menambung bertahun-tahun agar bisa berangkat haji.
“Naik haji dari hasil tani. Perasaan ke Gua Hira dan Jabal Nur saya senang sekali. Saya berangkat dari hotel jam tiga pagi,”ungkapnya.
Suaib mengaku tidak kesulitan sama sekali untuk mendaki Jabal Nur sampai Puncak meski usianya sudah sepuh. “Saya kuat dan di jalan juga saya banyak istirahat dan sholat subuh,” singkatnya.
(Fahmi Firdaus )