JAKARTA - Seorang perempuan keturunan Tionghoa, Yuli Alim, berbagi pengalamannya saat memutuskan memeluk agama Islam. Ia mengalami perjalanan spiritual luar biasa menuju Islam.
"Nama saya Yuli Alim, saya orang Cina, orang Tionghoa, dulu dipanggilnya Amoy," kata Yuli, mengutip akun Youtube Ngaji Cerdas, Jumat (29/11/2024).
Tinggal di dekat masjid selama dua tahun, ia awalnya merasa terganggu dengan suara azan.
"Dulu, suka keganggu gitu tiap denger suara adzan itu yah, kaya apa sih berisik banget," katanya.
Namun, di usia 17 tahun, sesuatu berubah dalam dirinya. Setiap mendengar azan subuh, ia merasakan kesedihan mendalam, seolah ada yang meninggal. Perasaan ini membuatnya ingin tahu lebih dalam tentang Islam.
"Akhirnya saya lihatin itu orang Islam kan beda yah dari agama saya. Ternyata mereka tuh cuci tangan, cuci kaki, cuci mulut, bajunya putih-putih gitu baru menghadap Tuhannya. Saya pikir di situ inilah agama yang sebenarnya," tutur Yuli.
"Jadilah saya mau masuk agama Islam gitu, tapi diem-diem. Soalnya kan di agama saya kalau agamanya beda sama keluarganya, dianggapnya sudah tiada gitu," lanjutnya.
Keinginannya menjadi mualaf tidak mudah. Saat menemui penghulu, ia ditolak karena masih di bawah umur dan belum memiliki KTP. Amoy akhirnya meminta KTP palsu agar dapat masuk Islam secara resmi.
Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, ia diizinkan tinggal di rumah penghulu selama sebulan untuk belajar sholat, mengaji, dan dasar-dasar Islam.
"Saya dibolehin tinggal sebulan di rumah Pak Penghulu. Dia ngajarin saya shalat, ngajar ngaji, ngajar baca Quran gitu," ujar Yuli.
Masalah baru muncul ketika keluarganya mengetahui keberadaannya. Mereka membawanya pulang, menolak keputusannya, bahkan menyiksanya.
"Jadi saya pulang, terus ditanyain di situ kenapa saya pindah agama Islam. Saya enggak kuat ngomong, saya nangis aja di situ," ucapnya.
Ia mengalami perbuatan tidak menyenangkan dari keluarganya hingga akhirnya hanya bisa pasrah.
"Saya bilang, kalau saya mati pun di sini ya sudahlah enggak apa-apa. Saya juga enggak tau gimana cara mempertahankan agama Islam saya ini. Tapi alhamdulillah, mukjizat Allah itu ada, saya selamat malam itu," tuturnya.
Ia saat itu hanya bisa terus berdoa.
Selama berbulan-bulan, ia mengalami perlakuan tidak menyenangkan.
"Pas saya sudah enggak kuat di situ, saya akhirnya memutuskan untuk lari dari rumah," kata Amoy.