JAKARTA - Abu Lahab bahagia menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW. Meski dalam perjalanan waktunya, ia menjadi sosok yang menentang Nabi Muhammad.
Abu Lahab merupakan paman Nabi Muhammad SAW. Ia adalah kakak dari Abdullah bin Abdul Muthalib, yang merupakan ayah Nabi Muhammad SAW.
Dalam sejarah Islam, Abu Lahab merupakan sosok yang memusuhi Nabi Muhammad SAW. Hal ini semenjak Nabi Muhammad diangkat menjadi nabi dan rasul.
Kisah Abu Lahab bahkan tercantum dalam Alquran, tepatnya di Surat Al Lahab.
"Celakalah kedua tangan Abu Lahab dan binasalah ia. Tidak bisa mencukupinya harta maupun apa yang diusahakan olehnya. Kelak dia akan masuk ke dalam neraka yang menyala-nyala. Demikian juga istrinya sang membawa kayu bakar." (QS Al Lahab: 1–4)
Meski membenci Nabi, Abu Lahab pernah bergembira menyambut kelahiran keponakannya tersebut. Ia senang mendengar kabar Siti Aminah telah melahirkan seorang anak laki-laki bernama Muhammad pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah atau sekira 571 Masehi.
Melansir laman NU, Rabu (3/9/2025), pada suatu hari, tepatnya pada Senin, Tsuwaibah datang kepada tuannya Abu Lahab seraya memberikan kabar tentang kelahiran keponakannya, bernama Muhammad. Abu Lahab sangat bergembira, seraya meneriakkan kata-kata pujian atas kelahiran keponakannya tersebut sepanjang jalan. Saking gembiranya, ia segera mengundang tetangga, teman-temannya, dan para kerabat dekatnya untuk merayakan kelahiran keponakan barunya ini.
Di hadapan khalayak ramai yang mendatangi undangan tersebut, Abu Lahab berkata kepada budaknya Tsuwaibah.
"Wahai Tsuwaibah, sebagai tanda syukurku atas kelahiran keponakanku, anak dari saudara laki-lakiku Abdullah, maka dengan ini kamu adalah lelaki merdeka mulai hari ini.”
Dengan wasilah memerdekakan seorang budak, sebab bergembira atas kelahiran Rasulullah SAW, Abu Lahab diringankan siksanya setiap hari Senin. Diceritakan oleh Suhaili bahwa Imam Ibnu Hajar dalam Fathul Bary berkata
أَنَّ الْعَبَّاسَ قَالَ لَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ رَأَيْتُهُ فِي مَنَامِي بَعْدَ حَوْلٍ فِي شَرِّ حَالٍ فَقَالَ مَا لَقِيتُ بَعْدَكُمْ رَاحَةً إِلَّا أَنَّ الْعَذَابَ يُخَفَّفُ عَنِّي كُلَّ يَوْمِ اثْنَيْنِ قَالَ وَذَلِكَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وُلِدَ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَكَانَتْ ثُوَيْبَةُ بَشَّرَتْ أَبَا لَهَبٍ بِمَوْلِدِهِ فَأَعْتَقَهَا
Artinya: bahwa Ibnu Abbas berkata, ketika Abu Lahab mati, setahun kemudian aku melihatnya dalam mimpi dalam kondisi yang buruk. Ia berkata: aku setelah meninggalkan kalian tidak pernah merasakan jeda istirahat dari siksa, melainkan azab diringankan setiap hari Senin. Abu Lahab menjelaskan: Itu karena saat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dilahirkan pada hari Senin, waktu ia diberi kabar oleh Tsuwaibah atas kelahirannya, maka Abu Lahab membebaskannya (Tsuwaibah).
Juga diceritakan oleh Al-Abbas, paman Nabi, beliau bermimpi melihat Abu Lahab. Dia berkata, "Bagaimana keadaanmu?"
Dia (Abu Lahab) menjawab, Saya seperti yang engkau lihat. Tersiksa. Tapi setiap hari Senin Allah meringankan siksa-Nya kepadaku karena aku bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad.”
Kemudian, Urwah juga pernah menceritakan tentang diringankannya siksa Abu Lahab karena ia pernah memerdekakan budak ketika Nabi Muhammad SAW dilahirkan.
كَانَ أَبُو لَهَبٍ أَعْتَقَهَا، فَأَرْضَعَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ أُرِيَهُ بَعْضُ أَهْلِهِ بِشَرِّ حِيبَةٍ، قَالَ لَهُ: مَاذَا لَقِيتَ؟ قَالَ أَبُو لَهَبٍ: لَمْ أَلْقَ بَعْدَكُمْ غَيْرَ أَنِّي سُقِيتُ فِي هَذِهِ بِعَتَاقَتِي ثُوَيْبَةَ
Artinya: Urwah berkata, (Tsuwaibah adalah bekas budak Abu Lahab). Waktu itu, Abu Lahab membebaskannya, lalu Tsuwaibah pun menyusui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan ketika Abu Lahab meninggal, ia pun diperlihatkan kepada sebagian keluarganya di alam mimpi dengan keadaan yang memprihatinkan. Sang kerabat berkata padanya: “Apa yang telah kamu dapatkan?” Abu Lahab menjawab,”Setelah kalian, aku belum pernah mendapati sesuatu nikmat pun, kecuali aku diberi minum lantaran memerdekakan Tsuwaibah.
Wallahualam
(Erha Aprili Ramadhoni)