Sholat berjamaah bisa menjadi wujud dari kesetaraan umat Islam. Perbedaan yang bersifat duniawi, seperti status sosial, jabatan, keturunan, dan sebagainya, semuanya menjadi hilang saat melaksanakan sholat berjamaah.
Tidak ada perlakuan istimewa untuk pejabat, orang kaya, atau keturunan bagus. Begitu pun tidak ada diskriminasi untuk kalangan rakyat biasa. Orang kaya dan miskin, bangsawan dan warga biasa, pejabat dan rakyat jelata, maupun majikan dan pembantu, semuanya berdiri sejajar saat melaksanakan sholat berjamaah.
Sebagian orang dari kalangan masyarakat menengah ke atas mungkin saja muncul keinginan untuk berbaris di shaf paling depan saat akan melaksanakan sholat berjamaah. Padahal perasaan tersebut bertentangan dengan konsep kesetaraan sebagaimana diulas pada poin sebelumnya.
Untuk itu, sholat berjamaah bisa menjadi media introspeksi diri bahwa di hadapan Allah semua manusia itu sama, hanya ketakwaan yang membedakannya.
Wallahualam
(Erha Aprili Ramadhoni)