Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ramadan dan Pengampunan

Ramadan dan Pengampunan
A
A
A

Kedua, pengampunan. Ini terjadi ketika seseorang melakukan dosa, kemudian diampuni dengan cara menutupnya. Ada catatan dan bekas nodanya, tetapi ditimpa dengan kemurahan Allah. Pengampunan bisa dilakukan tanpa dihukum, setelah dihukum atau dengan potong hukuman. Mengampuni dosa dengan cara menutupnya adalah makna Ghafūr. Allah akan mengampuni dosa selain syirik kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dan menghukum siapa saja yang dikehendaki-Nya (QS. al-Baqarah/2: 283; QS. al-Fath/48: 14).

Seluruh asal kata Ramadan dalam bahasa Arab menunjukkan sifat panas. Ramadlun sebagai ism (kata benda) berarti terik atau panas sekali. Ramidla al-nahâr artinya siang terik, ramidlat qadamuhu, artinya telapak kakinya terpanggang. Dalam tafsirnya, Qurthubi menjelaskan, dinamakan Ramadan karena dia memanggang dosa, melebur dosa dengan amal-amal kebajikan.

Ramadan adalah hadiah terbesar dari Allah bagi setiap manusia yang berdosa. Jika dosa menjauhkan manusia dari Allah, Ramadan melebur dosa agar manusia kembali dekat dengan-Nya. Amal kebajikan dilipatgandakan pahalanya agar menggugurkan noda.

“Siapa saja yang mendirikan Ramadan karena iman dan mengharap pahala, dosa-dosanya yang lalu akan diampuni” (HR. Bukhari-Muslim). Karena itu, rugi besar jika Ramadan datang kepada seseorang, kemudian berlalu tanpa dosa-dosa orang itu diampuni. Artinya, dia menyia-nyiakan kesempatan emas menabung pahala menggugurkan dosa.

Di bulan istimewa ini, umat Islam didorong berlomba-lomba mengejar amal kebajikan, baik personal maupun sosial. Ibadah-ibadah pribadi seperti salat dan tadarus Alquran bernilai sama penting dengan menyantuni fakir miskin, silaturahim, sedekah, dan memberi buka ke orang yang puasa.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement