Bahkan, dirinya sempat didatangi seorang peneliti dari Afrika Selatan terkait asal usul atau catatan sejarah masjid yang telah mengalami renovasi beberapa kali itu.
Kendati demikian, Arief mengaku meski telah banyak dilakukan perubahan masih ada beberapa bukti sejarah yang dipertahankan di masjid tersebut. Salah satunya yakni empat saka yang terbuat dari kayu jati berdiameter cukup besar yang menyangga mustaka masjid.
Empat kayu saka itu terdapat di dalam masjid dan berada di ruang salat kaum lelaki. Sementara mustaka yang konon juga peninggalan para wali juga masih ada di puncak masjid.
“Catatan sejarah masjid yang panjang juga membuat Pemkot Semarang menetapkannya sebagai bangunan cagar budaya. Bahkan, rencana Kampung Sekayu juga akan dijadikan sebagai Kampung Tematik Religi,” tutur Arief.
(Helmi Ade Saputra)