SOLO - Ribuan warga dari berbagai daerah saling berebut kupat yang dibagikan pada prosesi tradisi agung Kraton Kasunanan Surakarta atau Kirab Syawalan di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo.
Tak hanya saling berebut kupat yang disebar pemeran Joko Tingkir KGPH Mangkubumi beserta Walikota dan Wakil Walikota, FX Hadi Rudyatmo dan Ahmad Purnomo, warga pun saling berebut dua buah Gunungan Besar berisi palawija dalam Kirab Syawalan.
"Saya dapet 25 kupat, bisa makan kupat. Biar dapat berkah dari Kraton,"papar Diyono, warga Boyolali yang rutin tiap tahun ikut berebut kupat, Minggu (9/6/2019).

Tak hanya Diyono yang gembira berhasil mendapatkan kupat, Sri Mulyani warga Ngrampal, Sragen inipun gembira saat berhasil mendapatkan kacang panjang, dari tiga gunungan yang disebar dalam Kirab Syawalan.
"Alhamdulillah baru kali ini saya dapat. Dulu ikut berebut cuma dapat bambu gunungan saja," terangnya sambil menunjukan kacang panjang yang berhasil didapat.
Seperti halnya Diyono, Sri pun meyakini adannya berkah tersendiri dari Kraton. Apalagi kacang panjang yang didapat ini bertepatan dengan prosesi ritual Joko Tingkir yang merupakan cikal bakal berdirinya Kesultanan Pajang. Ya, Kirab Joko Tingkir dan Pesta Ketupat yang merupakan puncak acara Pekan Syawalan digelar Kraton Kasunanan Surakarta.

Berbeda dari tahun sebelumnya, prosesi kirab syawalan yang menggambarkan perjalanan Joko Tingkir yang bergelar Sultan Hadiwijoyo yang biasannya selalu digelar di sungai Bengawan Solo tak digelar di sungai.
Pasalnya, selain air sungai Bengawan Solo yang debit airnya menyusut, menyusul adannya revitalisasi sungai terpanjang di pulau Jawa ini, membuat prosesi kirab syawalan yang menggambarkan perjalanan Joko Tingkir mengarungi sungai Bengawan Solo, kesulitan untuk digelar sesuai sejarah Joko Tingkir.