Seperti dilansir NU Online, ciri khas ini harus terus dipertahankan sebagai identitas luhur Islam Nusantara. Syukur, doa, dan ungkapan terima kasih juga harus terus dipanjatkan dengan terus mengirimkan doa terhadap para ulama dan penulis kitab-kitab tersebut.
“Apalagi saat ini kita berada di Makkah yang menjadi tempat mustajabah dan menjadi awal perjuangan muassis Nahdlatul Ulama,” katanya Haji Abdul Mun'im.
Kiai Mun’im juga menekankan pentingnya warga NU untuk berkhidmah dengan berorganisasi. Pentingnya berorganisasi ini juga menjadi titik tekan pertama Hadratusy Syeikh KH Hasyim Asy’ari dalam Qanun Asasi.