NABI Muhammad SAW mememili beberapa istri, beberapa yang ia nikahi merupakan tawanan perang, salah satunya adalah Raihanah Binti Zaid ibn Amr ibn Khanafah an-Nadhariyah.
Ia adalah wanita yang dikarunia kecantikan dan budi pekerti yang baik. Ia juga merupakan wanita yang menjadi tawanan bersama bani Quraizhah pada Tahun 6 H. Ia tidak mau masuk Islam dan tidak menerima agama selain yahudi. Karena itu, Rasulullah memerintahkan agar Raihanah diasingkan.
Al-Waqidi menceritakan, “Sebelum menjadi tawanan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Raihanah adalah istri seorang penguasa bani Quraizhah. Selanjutnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengambilnya sebagai budak. Pasalnya, Raihanah adalah wanita yang sangat cantik. Rasulullah menawarkan dia agar ia masuk Islam, tetapi Raihanah menolak agama selain Yahudi. Pada akhirnya, Rasulullah pun mengasingkannnya.
Namun Rasulullah kembali berfikir hingga kemudian mengundang Ibnu Sa’yah dan menceritakan apa yang beliau pikirkan. Ibnu Sa’yah menjawab "Demi Allah, Raihanah telah masuk Islam". Setelah itu, ia pergi meninggalkan Rasulullah lalu pergi mendatangi Raihanah dan berkata "Janganlah engkau menjadi pengikut kaummu karena aku telah melihat apa yang diembuskan kepada mereka oleh Hayyu ibn Akhthab. Karena itu, masuk Islamlah karena Rasulullah meminang dirimu untuknya".
Ilustrasi. Foto: Shutterstock
Ibnu Sa’yah mewejangkan ajaran-ajaran Islam dan mendorong Raihanah untuk menyukainya. Ia menjelaskan pula sejauh mana kedudukan yang akan ia peroleh jika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam memilih dan menyuntingnya, bukan wanita yang lain. Akhirnya Raihanah setuju masuk agama Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.