Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Cantiknya Sayyidah Shafiyah, Istri Rasulullah yang Dicemburui Aisyah

Dian Fitriyanah , Jurnalis-Rabu, 27 November 2019 |08:57 WIB
Cantiknya Sayyidah Shafiyah, Istri Rasulullah yang Dicemburui Aisyah
Ilustrasi. Foto: Pond5
A
A
A

DI antara para istri Rasulullah SAW, ada satu yang paling dicemburui, ia adalah Sayyidah Shafiyah. Aisyah dan istri lain Nabi Muhammad cemburu karena kecantikan bekas tawanan perang tersebut.

Kisahnya pun sangat panjang, bahkan ia sudah menginginkan jadi istri Nabi Muhammad sebelum Sayyidah Shafiyah masuk Islam.

Sayyidah Shafiyah bercerita kepada Rasulullah SAW, Ia mengatakan, "Wahai Rasulullah, pada malam pengantinku dengan Kinanah ibn Rabi', aku bermimpi melihat purnama jatuh ke pangkuanku. Ketika bangun dari tidur, aku ceritakan mimpiku itu kepada Kinanah. Dengan marah ia berkata: 'Hal itu terjadi tiada lain karena engkau mengharapkan si raja Hijaz, Muhammad! la pun menampar wajahku dan hingga kini bekas tamparan itu masih ada di wajahku".

Rasulullah SAW bersabda kepada Shafiyah, "Sesungguhnya engkau adalah putri seorang nabi, pamanmu seorang nabi, dan engkau menjadi istri dari seorang Nabi. Jadi, apa yang bisa dibanggakan di hadapanmu?"

Ummul Mukminin Shafiyah binti Huyai adalah seorang wanita tawanan yang bertakwa, bersih dan suci. Ialah wanita yang memiliki dua mata yang berkaca-kaca, kejernihan yang paling jernih. Nasabnya adalah Shafiyah binti Huyai ibn Akhthab ibn Syu'bah ibn Tsa'labah ibn 'Ubaid ibn Ka'b ibn Abi Khubaib, keturunan bani Nadhir. Ia adalah anak cucu Lawi ibn Ya'qub dan dari keturunan Harun ibn Imran, saudara Nabi Musa A.S.

Ia adalah Ummul Mukminin yang mulia dan cerdas berasal dari keturunan terhormat dan mulia. Selain itu, ia juga memiliki kecantikan dan agama yang kuat. Sebelum memeluk Islam, Shafiyah pernah menikah dengan Salam ibn Abi Haqîq, kemudian dengan Kinanah ibn Abi al-Haqîq, penguasa Benteng al-Qumush, benteng yang paling megah di Khaibar. Keduanya adalah kesatriadan penyair terbaik dari kaumnya.

Rasulullah SAW telah mempersiapkan diri untuk menghadapi pertempuran menentukan guna mengakhiri pemberontakan kaum Yahudi yang terlaknat. Kedengkian yang mereka pendam terhadap Islam dan Nabi Muhammad SAW merupakan bentuk kejahatan dan pengkhianatan besar.

Pada pertengahan kedua bulan Muharram Tahun 7 H, Rasulullah SAW berangkat bersama segenap pasukan Muslim disertai persenjataan dan perlengkapan perang yang lengkap menuju Khaibar, pusat pemukiman Yahudi yang jahat. Begitu melihat mereka, Rasulullah berseru, "Allah Akbar! Hancurkan Khaibar! Sungguh ketika kami turun di halaman suatu kaum, amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang mendapat peringatan itu!"

Setelah pertempuran berdarah yang terjadi antara iman dan kekufuran itu berlangsung, perang berakhir dengan kemenangan di pihak kebenaran dan Islam yang mengalahkan kebatilan dan kekufuran. Khaibar pun runtuh, benteng-bentengnya berhasil ditempus, para laki-lakinya terbunuh, dan para wanita menjadi sandera. Salah seorang wanita yang menjadi sandera adalah seorang bangsawan Bani Nadhir, Shafiyah binti Huyai ibn Akhthab. Ia adalah kembang para wanita Khaibar yang paling mulia bagi mereka dan saat itu Sayyidah Shafiyah belum genap berusia 17 tahun.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement