Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sains dalam Alquran, Keistimewaan Air sebagai Sumber Kehidupan

Fadhil Khatamy , Jurnalis-Jum'at, 03 Januari 2020 |09:38 WIB
Sains dalam Alquran, Keistimewaan Air sebagai Sumber Kehidupan
Ilustrasi. Foto: SMR English
A
A
A

Allah pun berfirman, “Dan, di antara tanda-tanda (kebesaran)Nya, Dia memperlihatkan kilat kepadamu untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu dihidupkannya bumi setelah mati (kering). Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mengerti.” (Ar-Rum: 24).

Allah menyebut-nyebut dan meminta pertanggungjawaban kepada orang-orang kafir atas nikmat yang telah Dia berikan kepada mereka, yaitu bahwa Dia telah menjadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air.

Dia berfirman, “Dan, apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan bahwa Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?” (Al-Anbiya’: 30).

Allah pun menjelaskan bahwa air merupakan salah satu kenikmatan yang disediakan di surga dan bahwa para penghuni neraka di hukum dengan embargo air.

Dia telah berfirman, “Para penghuni neraka berseru kepada para penghuni surga, ‘Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezeki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu.’ Para penghuni surga menjawab, ‘Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir,’ (yaitu) orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda-gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Maka pada hari ini (Kiamat), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu melupakan pertemuan hari ini, dan sebagaimana pula mereka mengingkari ayat-ayat Kami.” (Al-A’raf: 50-51).

Allah pun menyebutkan bahwa air merupakan sebagian di antara tentara-tentara-Nya dan perantara untuk mengahancurkan orang-orang kafir.

Allah berfirman, “Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, Kami berfirman, ‘Muatkanlah ke dalamnya (kapal itu) dari masing-masing (hewan) sepasang jantan dan betina), dan (juga) keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu dan (muatkan pula) orang yang beriman.’ Ternyata, orang-orang beriman yang bersama dengan Nuh hanya sedikit. Dan, dia berkata, ‘Naiklah kamu semua ke dalamnya (kapal) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya, Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’ Dan, kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung-gunung. Dan, Nuh memanggil anaknya, ketika dia (anak itu) berada di tempat yang jauh terpencil, ‘Wahai Anakku! Naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir.’ Dia (anaknya) menjawab, ‘Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!’ (Nuh) berkata, ‘Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah Yang Maha Penyayang.’ Dan, gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan. Dan difirmankan, “Wahai Bumi! Telanlah airmu dan wahai langit (hujan!) berhentilah.’ Dan air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan, kapal itu pun berlabuh di atas Gunung Judi, dan dikatakan, ‘Binasalah orang-orang zalim.’” (Hud: 40-44).

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement