Di tengah wabah corona ini, semua kalangan masyarakat terkena dampaknya, baik kalangan atas maupun bawah. Dalam menghadapi kesusahan ini, hendaknya kita belajar dari spirit Nabi Yunus yang ditimpa kesusahan.
Nabi Yunus terus semangat dalam berdzikir guna menggantikan kesusahannya menjadi kebahagiaan. Ini perlu kita contoh di tengah pandemi corona.
Alumnus Unhasy dan santri Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang sekaligus mahasiswi Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Silmi Adawiyah mengatakan, saat Nabi Yunus ditelan oleh seekor paus besar, saat terjun ke lautan beliau tetap berusaha tabah.
Namun dengan kuasa Allah, Nabi Yunus tidak mati dalam perut ikan tersebut. Sebab Allah memerintahkan kepada paus untuk menelan Nabi Yunus tanpa mematahkan tulangnya maupun memakan dagingnya.
Saat berada dalam perut ikan tersebut, Nabi Yunus tersadar akan kesalahannya yang telah meninggalkan kaumnya karena lelah mendakwahi mereka yang malah ingkar kepadanya dan Allah. Beliau pun menyesali dan memohon ampun kepada Allah. Nabi Yunus berdoa,
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Ya Allah, Tiada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Tuhan. Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dan aku termasuk golongan orang yang dzalim.”
Doa tersebut dikenal dengan doa Dzin Nuun, doa yang selalu dipanjatkan oleh Nabi Yunus selama dalam perut ikan paus hingga ikan tersebut menepi di pinggir dan memuntahkan tubuh Nabi Yunus. Adapaun kita yang sedang tenggelam dalam kesedihan yang mendalam dan tak ada yang mampu melenyapkannya kecuali cahaya tersebut.
Dalam kitab “Risalah Mua’wanah”, Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad memaparkan bahwa doa tersebut merupakan nama-nama Allah yang agung (Ismullah a’dzam), yang mana siapa saja yang sering membacanya maka akan menghilangkan kesusahan dan kepedihan, serta menggantikannya dengan kebahagiaan yang ia inginkan.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran