B. Golongan yang meyakini bahwa tanggalnya terus berubah setiap tahunnya tanpa bisa dipastikan kapan. Sebagian ulama, yakni Utsman bin Abi al-Ash dan Hasan al-Bashri dan sebagian Syafi’iyah menyatakan bahwa yang paling bisa diharapkan adalah sepuluh hari kedua bulan Ramadhan.
Sedangkan mayoritas ulama mengatakan bahwa yang paling bisa diharapkan adalah tanggal ganjil di sepuluh malam terakhir. Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani, ini adalah pendapat terkuat (Ibnu Hajar, Fath al-Bary, IV, 263).
Imam Nawawi berkata:
مذهَبُنا ومذهَبُ جُمهورِ العُلَماءِ أنَّها في العَشرِ الأواخِرِ مِن رَمَضانَ وفي أوتارِها أرجى
“Mazhab kami adalah mazhab mayoritas ulama bahwa Lailatul Qadar terjadi di sepuluh terakhir Ramadhan dan paling bisa diharapkan di malam ganjilnya.” (An-Nawawi, Raudlatat-Thalibin, II, 389) Pendapat ini berdasarkan hadits populer berikut:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah Lailatul Qadar di malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
(Abu Sahma Pane)