Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

4 Cara Mempertahankan Semangat Ibadah Usai Ramadhan

4 Cara Mempertahankan Semangat Ibadah Usai Ramadhan
Ilustrasi ibadah sholat. (Foto: Dok Okezone)
A
A
A

KAUM Muslimin baru saja melalui bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriah. Kini umat Islam berada di bulan Syawal yang bisa menjadi pembuktian apakah ibadah Ramadhan berhasil atau tidak.

Mampukah umat menambah pelaksanaan ibadah puasa di bulan Syawal ini? Pasalnya jika tercapai, bisa jadi kehidupan Muslim tersebut akan menjadi lebih baik.

Selanjutnya tradisi selama Ramadhan baiknya dilanjutkan pada hari-hari berikutnya. Ada banyak faedah jika mengisi waktu yang tersedia dengan beragam ibadah dan amal salih.

Oleh karena itu, sepatutnya umat Islam tetap membiasakan diri menjalani semangat Ramadhan pasca-Hari Kemenangan. Berikut ini tips mempertahankan semangat ibadah usai bulan suci Ramadhan, seperti dikutip dari Sindonews, Selasa (26/5/2020):

1. Tetap jadi pencinta kebaikan

Ramadhan adalah bulan orang berlomba-lomba melakukan kebaikan. Banyak orang kesulitan secara ekonomi, tapi kala Ramadhan tiba, mereka tetap bisa makan, bisa tersenyum, dan bisa terbantu.

Tidak lain karena orang banyak yang berlomba mengamalkan perintah sedekah. Mereka yang berada tetap bersedekah walau jumlahnya menurun dari sisi nominal, namun semangat itu tak pernah padam.

Di sisi lain, umat Islam bisa bersama-sama menyaksikan bagaimana orang berlomba-lomba menjalankan Sholat tarawih, Sholat Tahajud sepanjang Ramadhan.

Jadi jangan sampai semangat berlomba dalam kebaikan itu berhenti atau bahkan mundur. Tetapkan berlomba-lomba dalam kebaikan.

فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُواْ يَأْتِ بِكُمُ اللّهُ جَمِيعاً إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

"Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan." (QS Al Baqarah: 148).

2. Tetap bersama Alquran

Jika pada Ramadhan bisa khatam Alquran sekali bahkan hingga tiga atau empat kali, maka pada hari-hari biasa hal yang sama bisa dilakukan.

Bahkan, mereka yang tidak sanggup mengkhatamkan Alquran ketika Ramadhan sekalipun, bukan berarti harus rendah diri lantas berpikir tidak mau menyentuh kalamullah itu. Justru harus dibangkitkan semangat tersebut.

Sungguh Alquran itu pada hakikatnya adalah kitab yang selain harus dibaca, sejatinya ditekankan untuk bagaimana dipahami kemudian diamalkan. Sebagian ulama menegaskan mengenai hal ini.

نزل القرآن ليعمل به فاتخذوا تلاوته عملا

"Alquran itu diturunkan untuk diamalkan. Oleh karenanya, bacalah Alquran untuk diamalkan."

Kemudian Abdurrahman As-Sulami menggambarkan bagaimana sahabat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bermesraan dengan Alquran.

حدثنا الذين كانوا يقرئوننا القرآن، كعثمان بن عفان وعبد الله بن مسعود وغيرهما أنهم كانوا إذا تعلَّموا من النبي -صلى الله عليه وسلم- عشر آيات لم يجاوزوها حتى يتعلموا ما فيها من العلم والعمل، قالوا: فتعلمنا القرآن والعلم والعمل جميعًا

"Telah menceritakan kepada kami orang-orang yang mengajarkan kepada kami Alquran, seperti Utsman bin Affan, Abdullah bin Mas’ud, dan selain keduanya bahwa ketika mereka belajar 10 ayat (Alquran) dari Nabi, mereka tidak menambah atau melewatinya hingga belajar ilmu dan amal di dalamnya. Mereka (para guru kami) bertutur, 'Kami (dulu) belajar Alquran beserta ilmu dan amal sekaligus."

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement