MEWABAHNYA virus corona (Covid-19) sejak akhir 2019 lalu, membuat hampir seluruh aktivitas masyarakat di dunia dialihkan ke mode online, termasuk pendidikan. Di dunia pesantren dan pendidikan Alquran misalnya, salah satu langkah antisipasi penyebaran Covid-19 ini ternyata dapat menjadi alternatif metode pendidikan keterkinian.
Rektor Institut Daarul Qur'an, Muhammad Anwar Sani mengatakan, selama pandemi tersebut sebenarnya Daarul Qur'an sudah menerapkan sistem ini sejak lama. Bahkan jauh sebelum Covid-19 mewabah. Hal itu dikarenakan program-program yang dilakukan oleh Daarul Qur'an sudah dimodifikasi agar mengikuti arus teknologi dan responsif terhadap berbagai kondisi.
Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Mandi setelah Melahirkan?
"Sebenarnya yang dilakukan oleh Daarul Qur'an ini, kita sebenarnya sebelum Covid-19 juga sudah melakukan itu, artinya apa, program-program yang dilakukan olah Daarul Qur'an sudah mengarah ke sana, Qur'an Call misalnya," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Okezone, Senin (8/6/2020).
Menurutnya, Daarul Qur'an menyadari bahwa memiliki pesantren yang berada di beberapa daerah seperti di Cipondoh, Cikarang, Lampung dan berbagai wilayah lainnya dengan jumlah santri mencapai 6.000 lebih (diluar santri rumah tahfdz) pun belum cukup. Sebab itu semua memerlukan lahan, serta infrastruktur yang tidak sedikit. Namun, dengan Qur'an Call maka Daarul Qur'an bisa menjangkau dunia hanya dengan memanfaatkan teknologi.
"Kalau kita membangun pesantren, maka pesantren itu butuh tanah, harus bangun, bangunan bukan hanya kelas tapi ada masjidnya, lapangannya, asramanya, dan segala macam fasilitas yang harus mendukung pesantren itu, tapi di saat kita berpikir tentang Qur'an Call, maka Qur'an Call itu hanya satu ruangan kecil yang kemudian diisi 15 orang, yang 15 orang itu bisa menjangkau seluruh dunia," ucapnya.
Baca juga: Makna Nama Muhammad Raihan Al Amin, Cucu Wapres Kiai Ma'ruf Amin
Menurut Anwar, semua itu merupakan bukti bahwa Daarul Qur'an telah menyongsong masa depan sejak dulu dan menerapkan sistem pembelajaran secara daring, bahkan sebelum virus itu mewabah. Sehingga, menyikapi pandemi Covid-19 ini, ia menyatakan bahwa pesantren virtual adalah jawabannya.