Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Idul Adha Momentum Menyembelih Egoisme Beragama

Idul Adha Momentum Menyembelih Egoisme Beragama
Faozan Amar (Dok Pribadi)
A
A
A

SETIAP kali merayakan Hari Raya Idul Adha, kita diingatkan kembali sebuah peristiwa tentang penyembelihan hewan kurban, yang diawali sebuah mimpi. Dalam mimpinya itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim As untuk menyembelih Ismail, putra semata wayang yang sangat dicintai dan dirindukan kehadirannya selama puluhan tahun.

Sehari sesudah mendapat mimpi itu, Nabi Ibrahim As merenungkan mimpinya; apakah benar dari Allah atau bukan. Itulah yang disebut Yaumut Tarwiyah, hari perenungan dan pemikiran, sebelum sampai pada pengambilan keputusan.

Pada hari kedua, barulah ia yakin bahwa mimpi itu benar-benar datang dari Allah, sehingga disebut Yaumul Arafah, hari mendapatkan pengetahuan dengan sadar, sekalipun awalnya dari mimpi. Dan akhirnya sampai pada hari ketiga Nabi Ibrahim As mengambil keputusan dengan penuh keyakinan yang dikenal dengan Yaumun Nahr, hari melaksanakan penyembelihan. Jadi, untuk mengambil keputusan yang penting dan strategis harus merenung yang mendalam dan menghilangkan sifat egois, sehingga meraih keputusan terbaik.

Baca juga: Merayakan Idul Adha, Membela Kemanusiaan

Kemudian, ketika detik-detik pengorbanan yang dramatis itu akan berlangsung, terjadilah dialog antara Ibrahim dan putranya Ismail, yang sangat menggugah hati dan perasaan, sebagai contoh kuatnya iman dan takwa mereka kepada Allah Swt. Alqur’an menggambarkan : Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata : Wahai anakku, Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!. (QS. As Shafat; 102)

Bayangkan!. Seorang Bapak menceritakan mimpi untuk menyembelih anaknya langsung kepada anaknya. Ini seperti deru campur debu. Antara ketataan, keimanan, egoisme dan cinta kepada anaknya harus diambil keputusan penting dengan segera. Kemudian Ismail dengan tegas tanpa keraguan menjawab ; Wahai ayahku!, lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu, Insya Allah ayah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar (QS. As Shafat; 102)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement