JAKARTA - Keteladanan Rasulullah SAW saat menyelesaikan konflik dua kelompok saat peletakkan Hajar Aswad di Kakbah sangat cerdas dan patut menjadi inspirasi pemimpin masa kini.
Seperti diketahui Kakbah adalah bangunan yang dipugar pada masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail alaihis salam atas perintah Allah SWT. Kakbah merupakan tempat paling disucikan dalam Islam dan letaknya berada di area Masjidil Haram, Makkah, Saudi Arabia.
Sebagai peninggalan bersejarah, di riwayat lain menyebut Kakbah telah ada sejak Nabi Adam, namun bangunannya tak sekokoh saat ini. Bangunan Kakbah ini mengalami beberapa kali pemugaran.
Baca Juga:ย Mengenal Hajar Aswad dan Sunnahnya
Ketika beliau shallallahu 'alaihi wasallam (SAW) berusia 35 tahun, kabilah Quraisy pernah bertengkar bahkan hampir perang dahsyat saat merenovasi Ka'bah. Mereka bertikai saat akan meletakkan Hajar Aswad, sebuah batu yang diyakini berasal dari surga. Pertama kali ditemukan Nabi Ismail dan meletakkannya adalah Nabi Ibrahim. Dulunya, batu ini memiliki sinar terang dan dapat menerangi seluruh jazirah Arab.
Syeikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury dalam Kitabnya Ar-Rahiqul Makhtum menceritakan, ketika 5 tahun sebelum beliau diutus menjadi Rasulullah, kondisi Ka'bah hanyalah berupa tumpukan batu-batu berukuran di atas tinggi badan manusia. Yaitu setinggi sembilan hasta di masa Nabi Ismail 'alaihissalam dan tidak memiliki atap.
Karenanya, harta terpendam yang ada di dalamnya berhasil dicuri oleh segerombolan para pencuri. Di samping itu, karena merupakan peninggalan sejarah, Ka'bah sering diserang pasukan berkuda sehingga merapuhkan bangunannya dan merontokkan sendi-sendinya.
Baca Juga:ย Ibadah Haji 2021 Dipertimbangkan Tanpa Jamaah dari Luar Arab Saudi
Kala itu, Mekkah dilanda banjir besar mencapai pelataran Baitul Haram sehingga menyebabkan bangunan Ka'bah hampir ambruk. Orang-orang Quraisy terpaksa merenovasi bangunannya untuk menjaga reputasinya.
Mereka bersepakat untuk tidak membangunnya dari sembarang sumber dana selain dari sumber usaha yang baik. Mereka tidak mau memakai dana dari mahar hasil pelacuran, transaksi riba dan hasil pemerasan terhadap orang-orang.
Mereka awalnya segan untuk merobohkan bangunannya, sampai akhirnya dimulai oleh Al-Walid bin Al-Mughirah Al-Makhzumi baru kemudian diikuti yang lainnya setelah mereka melihat tidak terjadi apa-apa terhadapnya. Mereka terus melakukan perobohan hingga sampai ke pondasi pertama yang dulu diletakkan oleh Ibrahim 'alaihissalam.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran