Delima berwarna kemerahan. Bagian dalamnya terdiri dari banyak daging buah yang berupa kantong-kantong membungkus biji. Daging buahnya mempunyai rasa manis keasaman dan menyegarkan.
Dalam perspektif ilmu pengetahuan, delima berasal dari kawasan yang sekarang menjadi negara Iran. Pada masa Nabi Musa Alaihissalam, tumbuhan ini dipercaya sudah mulai dibudidayakan.
Baca juga: Alquran dan Sains Jelaskan Siklus Air hingga Terjadinya Hujan
Pohon delima menyebar dengan cepat, bahkan dianggap sebagai tumbuhan asli di sekitar Himalaya dan India Utara. Peran buahnya dalam menu makanan terekam dalam catatan-catatan kuno yang ditemukan di kawasan ini.
Dari Iran pohon ini menyebar ke dataran di sekitar Laut Tengah hingga kawasan semigurun dan subtropis. Delima dapat dengan mudah hidup dan beradaptasi di kawasan dengan musim panas maupun musim dingin yang ekstrem.
Baca juga: Alquran dan Sains yang Pertama Ungkap Relativitas Waktu, Ini Penjelasannya
Layaknya kurma dan zaitun, delima banyak digunakan sebagai makanan sehat karena kandungan protein dan lemaknya sangat kecil. Delima kaya akan sodium, riboflavin, thiamin, niasin, vitamin C, kalsium, serta fosfor.
Jus buah ini yang mengandung cukup banyak antioksidan banyak disukai di Timur Tengah. Antioksidan adalah pertahanan tubuh terhadap radikal bebas dan molekul-molekul yang merugikan, dan dipercaya memberi kontribusi terhadap penyakit jantung, penuaan dini, serta kanker.
(Hantoro)