Berbeda dengan penjelasan ilmiah tersebut, ternyata umat Islam meyakini guruh dimaknai bukan sekadar fenomena alam semata. Guruh diabadikan menjadi salah satu nama surat dalam Alquran yaitu Surat Ar-Ra'd.
Semua cendekiawan Islam, baik kuno maupun modern, setuju bahwa guruh adalah peran dari malaikat yang sedang melaksanakan perintah-perintah Allah Subhanahu wa ta'ala di alam semesta. Malaikat juga dipercaya ada untuk mengatur kekuatan alam.
Baca juga: Alquran dan Sains: Lubang Hitam Menarik Cahaya dan Benda-Benda di Langit
Misalnya malaikat Jibril yang menjalankan perintah dari Allah Azza wa jalla untuk menyampaikan wahyu kepada para nabi dapat muncul sebagai orang yang mampu berbicara yang sesuai dengan tugasnya. Demikian pula dengan banyak malaikat lain yang melaksanakan perintah dari Allah Ta'ala.
Hal tersebut tidak mengesampingkan kemungkinan keberadaan malaikat sebagai hamba Allah Subhanahu wa ta'ala yang taat melaksanakan perintah-perintah-Nya atau bekerja di belakang apa yang disebut fenomena alam.
Baca juga: Benarkah Matahari Akan Padam? Ini Jawaban Alquran dan Sains
Salah satu ayat mengenai penjelasan guruh ini terdapat dalam Alquran Surah Ar-Ra'd Ayat 13:
وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ
Artinya: "Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dialah Tuhan Yang Maha Keras Siksa-Nya." (QS Ar-Ra'd: 13)
Dalam hadisnya, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam menyebut guruh sebagai suara para malaikat. "Ar-Ra'du (guruh) adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah." (HR Tirmizi)
Wallahu a'lam bishawab.
(Hantoro)