Jenny mengatakan, "Ini bagian yang sangat unik. Saya mengajukan pertanyaan yang sama dengan yang saya ajukan kepada pastor. Saya menanyakan tentang Bible dan saudara dari Inggris ini memberi saya sejarah bukan dari perspektif Muslim. Dia adalah seorang sarjana perbandingan agama. Dia memberi saya perspektif dari agama Kristen, gereja, serta buku-buku sejarah Kristen."
"Saya ingin kebenaran, sesuatu yang konkret. Itulah tujuan mengapa saya pergi ke pastor dan pada saat itu saya merasa sangat lega sehingga saya berpikir, 'Itu dia! Itu faktanya'," sambungnya.
Baca juga: Dulu Tak Percaya Tuhan, Pria Inggris Ini Jadi Mualaf Setelah Lihat Perilaku Muslim Suriah
Setelah perbincangan itu, Jenny merenung dan menemukan jawaban yang mantap untuk masuk Islam. Keesokan harinya, Jenny pun langsung memakai hijab dan menghindari segala larangan yang diajarkan dalam agama Islam, seperti minum alkohol, makan daging babi, dan lainnya.
Meski demikian, ia masih ragu untuk mengucapkan syahadat. Ia merasa masih membutuhkan waktu satu pekan lagi untuk yakin akan keputusannya ini.
Hingga akhirnya pada tanggal 14 Mei 2021, Jenny pun resmi menjadi mualaf dengan bersyahadat di hadapan semua orang di konferensi tersebut. Namun, perpindahan agamanya ini sempat ditentang oleh keluarga dan para sahabatnya. Banyak yang merasa takut dan langsung menjauh dari Jenny. Sebab, kini gaya hidupnya jauh berbeda dengan yang dulu.
Baca juga: Cerita Mualaf Cantik Asal Australia, Mantap Pakai Hijab Setelah Alami Kejadian Mengejutkan
Meski demikian, Jenny tidak goyah. Ia tetap teguh menjadi seorang Muslimah yang taat dan kerap menyebarkan ajaran agama Islam. Menurutnya, Islam adalah agama yang sempurna.
"Yang paling saya sukai tentang Islam adalah saya mendapatkankeseimbangan secara iman, spiritual, dan intelektual. Itu adalah keseimbangan yang sempurna. Semua memiliki bukti dan juga fakta bahwa Alquran memang terpelihara. Semua hal yang diperintahkan sangat masuk akal bagi saya," pungkasnya.
(Hantoro)