Pelajaran selanjutnya adalah tidak semua masalah rumah tangga diberi tahu kepada orang luar, termasuk kepada mertua. Lalu Diperintahkan qanaah, dan istri yang jelek adalah yang tidak qanaah.
Istri pertama Nabi Ismail Alaihissallam adalah istri yang tidak bersyukur. Dalam kitab Fath Al-Bari (6:604), istri pertama ini bernama ‘Amarah binti Sa’ad bin Usamah. Pada hadits Abu Jahm disebutkan bahwa istrinya adalah bintu Shada, tanpa menyebut namanya. As-Suhaili menceritakan bahwa namanya adalah Jaddi binti Sa’ad.
Baca juga: Viral Siswa SMA Pilih Mengaji saat Jam Kosong Pelajaran, Netizen: Masya Allah Anak Soleh
Bentuk rasa tidak syukurnya, ia menyatakan bahwa ia dan Ismail dalam keadaan penuh kekurangan. Dalam Fath Al-Bari (6:604) dinyatakan bahwa ia menyebut di rumah tidak ada makanan dan minuman.
Istri kedua sendiri bernama Samah binti Muhalhil bin Sa’ad, ada pula yang menyatakan bahwa nama istri keduanya adalah ‘Atikah. Istri kedua menerima keadaan dengan Ismail apa adanya.
Pelajaran selanjutnya yang dapat diambil dari kisah itu adalah mengetahui istilah "Mengganti palang pintu rumah" yang merupakan kata kinayah (kiasan) untuk talak.
Baca juga: Hukum Melakukan Kremasi Jenazah, Ini Penjelasannya Menurut Syariat Islam
Lalu Istri pertama menyifati Nabi Ibrahim dengan sebutan laki-laki tua, tanda merendahkan. Sedangkan istri kedua menyebut Nabi Ibrahim dengan laki-laki tua yang berperawakan dan berwajah bagus, dan berbau wangi. (Lihat kitab Fath Al-Bari, 6:604 dan 6:605)
Kemudian perintah orangtua selama tidak dalam maksiat tetap ditaati kecuali menimbang maslahat. Wallahu a'lam bishawab.
(Hantoro)