RAMADAN merupakan bulan pendidikan dan latihan yang sangat efektif dalam membentuk karakter anak. Pada bulan ini banyak terkandung nilai-nilai pendidikan yang diajarkan melalui ibadah puasa. Bulan ini adalah momentum yang bisa dimanfaatkan oleh orang tua dalam mendidik anaknya menjadi anak yang qurrota a'yun (penyejuk hati).
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surat At-Tahrim Ayat 6 yang menegaskan bahwa tanggung jawab orangtua dalam mendidik putra putrinya secara baik dan akan diminta pertanggungjawabannya kelak di akhirat.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ والحِجَارَةُ وعَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَ يَفعَلُونَ مَا يُؤْمَرُنَ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

Anak-anak yang sholih dan sholihah dalam Alquran dinisbahkan sebagai qurrota a’yun, penyenang hati. Qurrota a’yun secara harfiah diartikan sebagai anak yang menyejukkan pandangan mata. Tidak hanya menyejukkan mata secara lahiriah, namun juga menyejukkan mata batin. Karena mereka senantiasa mengikuti petunjuk Allah Subhanahu wa ta'ala dalam menjalani setiap langkah hidupnya dan mengamalkannya dengan penuh kesadaran dan kerelaan hanya demi mengharap ridha Allah Ta'ala.
Harapan mulia tersebut pastinya terpatri dalam setiap hati orangtua. Namun, mencapai harapan tersebut, orangtua hendaklah mengusahakannya dengan sungguh-sungguh dan senantiasa meningkatkan kualitas serta membekali diri dengan ilmu pengasuhan dan perkembangan anak.
Membesarkan anak menjadi qurrota a’yun dapat dilakukan dengan cara memenuhi hak-hak dan kebutuhannya untuk bertumbuh secara optimal. Hak dan kebutuhan jasmani anak selalu menjadi prioritas utama para orangtua. Namun tak kalah penting adalah kebutuhan rohani atau spiritual emotional.
Ramadan merupakan bulan kebersamaan. Dalam bulan Ramadan ini orangtua dapat mempererat hubungan dan kedekatan dengan anak-anaknya, dalam kebersamaan itu orangtua dapat menanamkan nilai-nilai spiritual, moral serta nilai-nilai kebaikan lainnya kepada putra putrinya melalui nasehat dan kebiasaan-kebiasaan positif yang bisa diteladani oleh anak. Melalui kebiasaan tersebut anak merekam segala hal yang ia lihat.