Namun, dirinya tidak langsung percaya dengan Islam. Matias masih menilai kalau Islam adalah agama yang bernilai negatif, sebab itu yang selama ini didengar.
"Saya dulu melihat Islam itu adalah agama: pertama, arogan; yang kedua, intoleran bahasa yang sekarang kita sering dengar; ketiga, agama yang merasa dirinya paling benar," tuturnya.
Baca juga: Kisah Mualaf Bule Jerman, Takjub Isi Alquran hingga Cobaan Berat Masakan Babi di Keluarganya
Kemudian lambat laun hatinya mulai terbuka, Matias dibantu temannya untuk mencari masjid karena ia ingin membaca dua kalimat syahadat. Sekaligus diberikan sertifikat sebagai tanda dirinya resmi jadi mualaf.
Akhirnya Matias menemukannya. Menariknya ada perasaan lain setelah dia memutuskan menjadi seorang mualaf. Matias merasa bahwa ini yang sebenarnya dicari, karena Islam membuatnya nyaman dan makin percaya keberadaan Tuhan yaitu Allah Subhanahu wa ta'ala.
"Alangkah bahagianya saya," kata Matias.
Allahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)